Surabaya Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Jurusan Pendidikan Luar Biasa Unesa mengadakan talk show dengan tema Mewujudkan Indonesia Tanpa Diskriminasi . Kegiatan itu berlangsung pada Minggu (13/12/2014) di Mal Royal Plaza Surabaya. Adapun yang hadir sebagai pembicara adalah Kepala Dinas Sosial Surabaya dan Pembantu Dekan I FIP Drs.Sujarwanto, M.Pd. Menurut Firda Mustika, ketua pelaksana kegiatan, tema dipilih dengan alasan karena di Indonesia saat ini masih banyak masyarakat yang memandang remeh anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga perlu ada sosialisasi agar keberadaan mereka diakui. Sementara mengenai tempat, Firda menuturkan bahwa di Mal para pengunjung berasal dari semua golongan dan ada rasa kepedulian dengan talk show itu. Dulu jurusan PLB pernah mengadakan kegiatan semacam ini di Mal Grand City, namun karena pengunjungnya berasal dari kalangan menengah ke atas, respon terhadap talk show semacam ini kurang, tambah Firda yang juga mahasiswa PLB angkatan 2012. Drs. Sujarwanto, M.Pd. mengungkapkan bahwa Unesa sebagai kampus yang inklusi akan membenahi sistem pengajaran, fasilitas, sarana prasarana yang dibutuhkan untuk perkuliahan di PLB. Hingga saat ini di Surabaya saja masih kekurangan pengajar atau pembimbing bagi para ABK, sehingga perlu ada perbaikan sistem, kata Pembantu Dekan I FIP tersebut. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial lebih mengedepankan materi tentang masa depan para ABK. Faktor utama yang sedang dihadapi penyandang kebutuhan khusus itu adalah kesulitan dalam mencari pekerjaan. Saat ini Dinas Sosial kota Surabaya sedang bekerja sama dengan beberapa pihak untuk memberikan pelatihan ketrampilan kepada penyandang disabilitas. Sehingga mereka tidak perlu susah-susah mencari kerja karena sudah mempunyai ketrampilan, tuturnya. Acaraitu juga dihadiri oleh para penyandang disabilitas sehingga mereka bias Tanya jawab langsung dengan narasumber. Harapannya, masyarakat bias lebih peka terhadap anak berkebutuhan khusus, tidak mengucilkannya dan diakui keberadaannya, pungkas Firda saat diwawancarai reporter Humas Unesa. (Suryo/SR)