www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Himpunan Mahasiswa Jurusan Desain, Fakultas Bahasa dan Seni UNESA menggelar Sinestesia 4 pada 27-28 November 2021. Pameran desain virtual itu mengangkat tema ‘Re-Human’ yang berarti proses transformasi atau perubahan manusia dalam beradaptasi dengan kondisi perubahan dunia.
Pameran yang menampilkan karya dari peserta lomba lettering, comic strip, dan ilustrasi ini tidak hanya dari mahasiswa UNESA melainkan juga ada dari universitas lain dan masyarakat umum. Pameran desain virtual ini dapat diakses melalui website https://sinestesiaexhibition.com/.
Setiap lomba memiliki tema masing-masing, lomba lettering memiliki tema ‘Perubahan Terbaik dalam Hidupmu dan Kepada Diriku di Masa Depan’, lomba comic strip memiliki tema ‘Appreciate the Existence of Design’, lomba ilustrasi memiliki tema ‘Character Design: The New You’.
Marsudi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Desain, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam acara ini. Ia berharap acara ini membawa kebaikan dan kesuksesan bagi jurusan DKV dan Desain Grafis UNESA.
Lebih lanjut, Reza Ghifari selaku ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Desain berharap acara ini dapat ilmu baru dalam menghadapi era 5.0 “Harapannya semoga memberikan perspektif baru bagaimana manusia menghadapi perubahan yang tak akan lama lagi dan bagaimana menghadapi era 5.0 yang bakal berlangsung sebentar lagi,” ujar Reza.
Tidak hanya pameran desain, dalam Sinestesia juga terdapat talkshow yang dihadiri dua pembicara yakni Wildan Zalfi seorang graphic designer yang berbicara terkait “Graphic Design and Challenges Toward the Era of Society 5.0” dan Venera Lindra selaku Founder of Waste recycling project yang berbicara mengenai “Recycled Art: Re-Think Our Waste with Creativity”
Pada acara talkshow, Wildan Zalfi mengupas tentang cara desainer dapat bertahan di industri kreatif pada era society 5.0. Sebenarnya keadaan yang sekarang ini sudah menginjak ke era 5.0 walaupun banyak yang belum mengetahuinya, karena banyak teknologi yang semakin canggih digunakan untuk memberikan kemudahan.
“Cara kerja pada era 5.0 kita harus menyatu dengan teknologi, maka dari itu kemudahan-kemudahan seperti adanya robot bisa membantu pekerjaan manusia. Bukan robot yang mengontrol kita tetapi kita saling berkolaborasi dengan robot tersebut,” ungkap Wildan.
Dari kemudahan-kemudahan yang telah ada tidak luput dari bahaya seperti halnya pada sektor pinjaman online maka dari itu, Ia berpesan agar jangan sampai teknologi yang mengontrol kita tetapi bijaklah dalam menggunakan teknologi.
Dalam menghadapi tantangan, Wildan Zalfi memberikan dua cara bagi desainer dalam menghadapi tantangan di era 5.0 yaitu berani memecahkan masalah dan memberikan nilai terhadap suatu karya agar bernilai jual tinggi.
“Seorang desainer dituntut untuk memecahkan masalah dengan mempermudah permasalahan orang lain, maka sebagai perancang kita harus berkolaborasi dengan orang lain entah di bidang informatika atau informasi, kita tidak bisa berdiri sendiri atau bisa sendiri. sedangkan nilai dapat berbagai macam bentuk dan mempermudah pekerjaan manusia,” jelas Wildan.
Seni daur ulang yang dibahas Venera diharapkan dapat menginspirasi para seniman-seniman agar mulai menyadari betapa berbahaya konsumsi berlebihan dan polusi lingkungan hidup. Venera selaku pendiri Waste Recycling Project pada tahun 2018 ini mengajak peserta untuk mengenali 7R yang diimani WARP langkah dalam mendaur ulang yakni raising, refuse, reduce, reuse, repair, recycle dan rot.
Selanjutnya, dalam mengatasi limbah, Venera berharap masyarakat harus mengurangi perilaku konsumtif. “Jangan menjadi korban tren, beli barang bekas atau daur ulang barang, bawa sendiri tas atau tumbler, cobalah untuk menghindari barang dengan kemasan berlebih, belilah barang dari perusahaan lokal dan dukung perusahaan yang bertanggung jawab secara etis terhadap lingkungan dan berkelanjutan,” harap Venera. [Humas UNESA]
Reporter: Esti
Editor: @zam*
Share It On: