Koorprodi S-1 Sastra Indonesia membuka kegiatan Wahana dan berpesan agar mahasiswa terus meningkatkan spirit literasi serta rajin membaca buku.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) S-1 Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyelenggarakan agenda Warna Kehidupa Dunia Sastra (Unesa) di FBS UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, Surabaya pada Senin—Selasa, 2—3 Desember 2024.
Kegiatan yang mengusung tema “Kesetaraan dan Kebebasan Eksplorasi Diri pada Kekuatan Imajinasi di Luar Batas” ini melibatkan komunitas film dan dibuka untuk umum. Agenda ini terdiri dari sesi diskusi, pameran karya tulis, dan penayangan film.
Kegiatan ini dibuka oleh Koordinator Prodi S-1 Sastra Indonesia, Parmin. Dia mengatakan, bahwa kegiatan ini penting untuk menghidupkan spirit literasi di lingkungan mahasiswa. Dengan kegiatan ini juga, mahasiswa memiliki ruang untuk mengeksplorasi dirinya dengan berkarya.
Menurutnya, kegiatan ini juga dapat memperkuat literasi di tingkat mahasiswa. Selain itu, dia juga mendorong mahasiswa atau civitas pada umumnya agar rajin membaca buku setiap hari. Bisa buku apa saja, yang penting bisa konsisten.
“Mulai besok, jadwalkan membaca buku. Itu wajib bagi mahasiswa, karena buku merupakan sumber ilmu pengetahuan atau dalam bahasa lain disebut sebagai jendela dunia,” ucap dosen Sastra Indonesia tersebut.
Ketua panitia menyerahkan piagam penghargaan kepada mahasiswa yang menjadi pemantik diskusi.
Ahmad Raya Ghifari selaku ketua pelaksana WAHANA, menuturkan bahwa acara ini merupakan salah satu upaya untuk mengapresiasi pelakon atau pegiat seni muda berbakat terutama dalam bidang film dan karya tulis.
“Terdapat 20 karya tulis yang dipamerkan dalam kegiatan ini. Karya tulis ini ditulis oleh mahasiswa Prodi S-1 Sastra Indonesia melalui penghimpunan dan seleksi,” ucapnya.
Terdapat enam film yang ditayangkan di antaranya ‘Ephemeral’ dari Kofiekom, ‘Perigi’ dari Sastra Indonesia 2022-A, ‘Belingsatan’ dari Memorythm Production ISBI Bandung, ‘Anomali’ dari Sindie Production, ‘Dibalik Sastra’ dari Sastra Indonesia 2024-I, dan ‘Jungkatan’ dari Serambi Visual.
“Kami memilih karya tulis dan film sebagai seni yang ditampilkan pada pameran kali ini. Karena karya tulis seperti puisi dan cerpen berkaitan erat dengan Sastra Indonesia. Di dalam film kita juga berhubungan dengan naskah dalam kepenulisannya,” terangnya.
Pada sesi diskusi, berbagai mahasiswa terlibat dan berbagi pandangan tentang dunia teater atau seni peran. Seperti Ahmad Rifqi Syihabuddin mahasiswa Prodi S-1 Sastra Indonesia misalnya yang berbagi pengalaman tentang teater.
“Teater itu berkaitan dengan kemampuan atau skill yang didukung dengan pengetahuan. Jadi, harus perlu dilatih terus menerus agar semakin bagus. Kita harus paham, di atas panggung itu ada kesadaran untuk ditonton, akan membuat tubuh dan otak kita tidak berjalan selaras,” ucapnya.[*]
***
Reporter: Diva Novana Widia Putri (FEB) dan Nisrina Hikaru Putri Roshad (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: