www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengenang sosok dan perjuangan seseorang, salah satunya bisa dengan meluncurkan buku seperti yang dilakukan Ikatan Pensiunan Universitas Negeri Surabaya atau IPUNESA. Mereka meluncurkan buku tentang Rektor IKIP Surabaya (Universitas Negeri Surabaya, sekarang) periode 1988-1997, Soerono Martorahardjo di Ruang Arjuna, Agis Resto, pada Sabtu, 12 November 2022.
Buku yang ditulis sekitar 46 IPUNESA itu berjudul “Soerono Martorahardjo; Sosok yang Bersahaja”. Ketua IPUNESA periode 2022-2024, Alimufi Arief memaparkan, buku tersebut diluncurkan tepat pada Hari Ayah Nasional sebagai penghormatan atas jasa dan perjuangannya sebagai pemimpin yang tentunya berkontribusi memajukan IKIP Surabaya (UNESA) pada masanya.
“Sebagai orang yang mengenal sekaligus berteman baik dengan beliau, kami di IPUNESA merasa perlu memberikan sesuatu untuk mengenang kiprahnya, maka diciptakanlah buku ini. Beliau ini sosok yang sabar dan turut andil dalam pembangunan UNESA bersama alm. Budi Dharma,” ujar Alimufi yang sekaligus sebagai editor buku tersebut.
Dia menambahkan, ada banyak nilai yang bisa dipelajari dan diteladani dari kehidupan dan sosok yang dihadirkan dalam buku tersebut. Selain sabar, almarhum juga penyayang dan punya perhatian terhadap UNESA. Ini yang masih melekat kuat di benak pada IPUNESA. “Kita kan punya grup. Beliau selalu bertanya kabar dan ini membuat kami merasa diperhatikan,” tuturnya.
www.unesa.ac.id
Alimufi menceritakan, jejak perjuangan sosok Soerono sangat berliku. Demi menimba ilmu di perguruan tinggi di satu sisi dan menghidup keluarga di sisi lainnya, beliau rela bekerja sampingan sebagai loper koran. “Perjuangan dan nilai-nilai di balik sosok besar beliau inilah yang kami abadikan lewat karya ini sehingga bisa diketahui generasi dan meneladani nilai-nilai positif kehidupannya,” tutupnya.
Putra kedua Soerono, Pung Heru Yuwono turut hadir dalam peluncuran buku tersebut. Dia menceritakan sosok ayahnya tercinta. Menurutnya, ayahnya memiliki beberapa prestasi yang cukup mengesankan, dari sekian banyak prestasi, salah satunya pernah menjabat sebagai kepala sekolah SMA 1 Jambi pada tahun 1958-1961. Jabatan ini diemban pada usianya yang ke-24 tahun.
“Ayah merupakan sosok yang memiliki kepribadian sabar, kesungguhan, kesederhanaan dan penuh keikhlasan dalam setiap langkah menjalankan amanah. Istilah Jawa-nya itu ‘Digdoyo tanpo aji’ yang menggambarkan sosok ayah,” kenangnya. Dia berharap, buku tersebut bisa menjadi nilai-nilai kehidupan yang berharga bagi siapapun pembacanya, terutama bagi anak dan cucunya.
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: