
www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Keberagaman yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, menjadikan wisata di Indonesia mendunia. Ada beberapa keunggulan pariwisata di Indonesia dibanding negara lain, dua di antaranya memiliki daya tarik alam dan budayanya yang khas. Salah satu kawasan yang memiliki potensi wisata adalah Tuban, Jawa Timur.
Daerah yang dijuluki Kota Wali itu tidak hanya memiliki destinasi wisata alam yang memesona, tetapi juga punya potensi wisata budaya lewat Langen Tayub-nya. Langen Tayub merupakan kesenian daerah yang populer di sekitar Jawa Timur dan Jawa Tengah yang saat ini sering dipertunjukkan di berbagai acara hajatan warga.
Karena potensinya itulah, tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) UNESA menjadikan Langen Tayub Tuban sebagai bagian dari strategi pengembangan pariwisata di daerah yang juga dijuluki ‘kota tuak’ itu. Riset yang berjudul ‘Kearifan Lokal (Local Wisdom) Langen Tyub Tuban sebagai Strategi Pengembangan Wisata Budaya Berbasis Village Tourism’ mendapat pendanaan dari pusat.
Tim bimbingan Dr. Oksiana Jatiningsih, M.Si tersebut terdiri dari Wisnu Mahendra sebagai penggawanya, dan Herlone Agustin, Muh Fahmi Kurniawan, Sunarti sebagai anggotanya. Mereka adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara (PMPKN) dan satu dari jurusan Sosiologi.
Wisnu Mahendra menjelaskan bahwa salah satu strategi pengembangan yang mereka usung lewat riset tersebut yakni mengintegrasikan antara wisata alam dan wisata budaya yang dalam riset dipusatkan di Desa Jadi dan Boto. Keduanya berada di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
Wisnu memaparkan bahwa Desa Boto merupakan desa yang rutin mengadakan pertunjukan seni Langen Tayub, terutama ketika ada sedekah bumi, acara selamatan maupun hajatan lain. Selain itu, Desa Boto terkenal dengan sentra produksi legen beserta tuak dan ditunjang dengan keindahan alam pegunungan. “Bagi kami ini menarik sekali wisata alam dan budaya berkolaborasi (perpaduan, red) dalam satu destinasi wisata berbasis village tourism,” tukasnya.
Ia menambahkan bahwa wisata alam-budaya tersebut selain potensial juga penting sebagai sarana edukasi tentang kearifan lokal dan makna di setiap warisan budaya bangsa. Pementasan Langen Tayub itu misalnya, sebagai salah satu wujud kerukunan antarmasyarakat. “Edukasi lewat sisi-sisi unik warisan tanah air menjadikannya menarik bagi masyarakat daerah bahkan negara lain, tinggal keseriusan pengelolaan, penataan, dan kolaborasi pemerintah dan masyarakat setempat,” tuturnya.
Wisnu berharap, riset mereka itu bisa menjadi salah satu refrensi dan pertimbangan dalam program pengembangan pariwisata di Tuban, khususnya di Kecamatan Semanding. “Semoga pariwisata di sana, terus berkembang dan berdampak pada perbaikan perekonomian masyarakat setempat,” harapnya. (wulida)
Share It On: