www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Pengembangan kawasan wisata perlu didukung dengan peningkatan kualitas kuliner yang ada di sekitarnya. Karena itu, guna mendorong kemajuan sektor wisata di Gresik, tim dosen UNESA memberikan pelatihan pengolahan produk makanan yang sehat dan halal yang diikuti para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) pada Juli 2022 lalu.
Ketua pelaksana, Prof. Dr. Nuniek Herdyastuti, M.Si., mengatakan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan sekaligus melatih pelaku IKM cara pengolahan makanan yang aman, sehat dan halal.
Menurutnya, kadang banyak pelaku usaha yang asal membuat makanan dengan campuran berbagai bahan tertentu tanpa mengetahui dampak yang ditimbulkan bahan-bahan yang digunakan terhadap kesehatan. Sebut saja seperti penggunaan pewarna, monosodium glutamate (MSG) dan perisa tertentu.
“Bahan-bahan ini memang menambah daya tarik, merangsang indera penglihatan, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi atau mengatasi perubahan warna. Masyarakat hanya tahu itu, tetapi tidak tahu bahaya yang ditimbulkannya,” tandasnya.
Bahkan, lanjut dia, demi mengurangi angkos, ada yang menggunakan bahan-bahan murah meriah yang sebenarnya tidak diperkenankan secara kesehatan. Cara-cara seperti ini tidak hanya menurunkan kualitas makanan, tetapi juga menurunkan kepercayaan customer yang tentu saja dapat mengancam keberlangsungan usaha IKM sendiri.
“Dengan pelatihan ini kami harapkan pelaku usaha mengetahui dampak penggunaan bahan tambahan yang tidak food grade serta dapat menghasilkan inovasi makanan yang sehat dan halal berdasarkan komposisinya,” harapnya.
Prof Nuniek menambahkan, pelatihan tersebut merupakan bagian dari realisasi dari kerja sama UNESA dan Pemkab Gresik dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Pudak. Banyak sekali pelaku industri kecil dan menengah yang berkecimpung di bidang pangan di sana.
Produk makanan seperti nasi krawu, pudak jagung, otak-otak bandeng, legen menjadi ciri khas Gresik dan sudah banyak dikenal masyarakat luas. Menurutnya, produk kuliner tersebut menjadi potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan.
Kendati komoditas makanan tersebut berasal dari bahan-bahan alami, tetapi akan menjadi tidak sehat apabila ditambahkan bahan-bahan tambahan yang tidak recommended bagi kesehatan. Dalam pelatihan tersebut, prof Nuniek ditemani pakar lainnya seperti Prof. Dr. Tukiran, M.Si , Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, M.Si., Dr Ratih Dewi Saputri, M.Si dan Prof. Dr. Sari Edi Cahyaningrum, M.Si. [HUMAS UNESA]
Foto : Dokumentasi Pribadi tim PKM
Share It On: