www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis ke-59, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gelar Focus Group Discussion dengan tema SDM Unggul, Adaptif, dan Inovatif Wujudkan Indonesia Emas di Ballroom Whiz Luxe Hotel Surabaya pada Jumat, 28 Juli 2023 .
www.unesa.ac.id
Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D., IPU, ASEAN.Eng., mengungkap jika baru-baru ini dunia akademis dikejutkan dengan peraturan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB) yang mengatur tentang jabatan fungsional dosen yang sedikit banyak menuai pro-kontra.
Menurutnya peraturan tersebut memberikan dampak positif bagi iklim kompetisi yang ada di perguruan tinggi, sehingga siapa saja dosen yang paling produktif dalam aspek akademiknya dialah yang unggul.
Maka dari itu, imbuhnya, ada kalanya di zaman yang serba cepat ini seluruh stakeholder perguruan tinggi baik dosen maupun non-dosen harus berintegrasi mengarah ke titik yang sejalan dengan peraturan dan sesuai dengan transformasi di tiap-tiap instansi.
"Terutama dalam pengawasan pelayanan dosen mulai dari sistem recruitment, proses pembelajaran di kelas, hingga kenaikan pangkat harus diperhatikan," ucapnya.
www.unesa.ac.id
Senada dengan itu, Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie, Ph.D., menyatakan jika ada sebanyak 6.700 usulan yang masuk ke Ditjen Dikti terkait pengajuan kenaikan pangkat dosen dalam satu bulan terakhir.
Menyikapi fenomena tersebut, dia menyampaikan bahwa perguruan tinggi kini dituntut agar lebih maju dalam berbagai asesmen yang masuk ke kategori bonus demografi.
Sebab masih banyak SDM akademis yang berada dalam usia produktif. Namun, tidak dibina dengan baik. Di sinilah peran penting perguruan tinggi dalam menangani SDM yang mampu berdaya saing dan berkontribusi nyata terhadap bangsa dan negara.
Tak hanya itu, dia juga memberikan solusi yang bisa dilakukan perguruan tinggi ke depan, yaitu; 1) mampu menggabungkan teknologi baru seperti AR/VR ke dalam MODC. 2) memanfaatkan AI untuk mengembangkan platform digital pembelajaran. 3) mengembangkan blockchain technology untuk penerbitan sertifikat digital yang teruji keabsahannya.
Selanjutnya, 4) mampu menciptakan bite-sized chunks dalam video pembelajaran yang diselingi mini quiz dengan pilihan tingkat kesulitannya. 5) optimalisasi blended learning dengan materi pembelajaran yang mengikuti trend.
“Kampus-kampus harus lebih produktif dari pencapaian sebelum-sebelumnya, kita harus melihat peluang ke depan di setiap perkembangan zamannya,” ungkapnya.
Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbudristek RI, Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed., menyoroti langkah perguruan tinggi di masa depan yang SDM-nya harus masuk dalam satu frame angka daya saing bangsa.
"Dengan begitu SDM yang berkualitas akan ikut menguasai research dan technology. Frame tersebut akan sangat membantu sebuah universitas dalam menghasilkan lulusan yang berkompeten terhadap bidang ilmunya,” kata Sofwan.
Visi dan proyeksi perguruan tinggi ke depan, tidak lepas dari peran teknologi. Karena itu, menurut Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ainun Na’im, Ph.D., M.B.A., harus cepat beradaptasi dengan teknologi baru seperti AI misalnya.
Penggunaan AI yang belakangan ini menggemparkan dunia. Perguruan tinggi harus benar-benar dikontrol penuh. Dia bersikeras agar adanya penetapan kebijakan dalam menggunakan AI dalam lingkup kampus agar tidak disalah-artikan.
Staf Khusus Wakil Presiden RI, Prof. Drs. H. Mohamad Nasir, Ak., M.Si., Ph.D., mengatakan bahwa di masa depan manusia harus mampu berdampingan dengan AI yang sangat cepat menerobos celah-celah industri hingga perguruan tinggi. Menurutnya dosen sudah tidak lagi perlu berada di dalam kelas untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan. [*]
***
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: