www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Matematika dan ILmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menyelenggarakan workshop Kurikulum Merdeka dan Seminar Nasional IP XIV dengan tema “Optimalisasi Pembelajaran IPA Pascapandemi untuk Menyongsong SDGs 2030”.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dan luring di Auditorium Lantai 3, FMIPA, Kampus Ketintang, Surabaya pada Sabtu, 27 Agustus 2022. Ada tiga pemateri yang dihadirkan dalam kegiatan ini yaitu Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kemendes PDTT, Prof. Dr. Hj. Luthfiyah Nurlaela, M.Pd.
Dia menjelaskan, merujuk pada Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan bahwa SDGs desa adalah upaya terpadu pembangunan desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan.
www.unesa.ac.id
Upaya terpadu pembangunan desa itu diwujudkan dengan pembangunan total atas desa. Pembangunan desa mengarah pada 18 tujuan pembangunan berkelanjutan, dan seluruh aspek pembangunan desa dirasakan oleh seluruh warga desa.
“Desa yang sedang tertinggal maupun desa yang sedang mengalami ketidakstabilan, SDGs desa akan menjawab persoalan itu. Sehingga, terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas,” ujarnya.
Prof. Dr. Umi Dayati, M.Pd. dosen Universitas Negeri Malang yang sekaligus motivator mengatakan bahwa belajar pascapandemi ditentukan oleh 85% keberhasilan mental dan 15% ditentukan oleh kepandaian dan pengetahuan. “Motivasi itu ada di dalam diri sendiri dan dari luar dan jangan jadi generasi strawberry, dikit-dikit butuh healing dan self reward,” ucapnya
Dari itu, dia memberikan indikator-indikator agar bisa fokus dan memiliki mindset yang sehat di kala pandemi, seperti memiliki tujuan dan target yang terukur, selalu tersenyum di kala banyaknya tugas yang diberikan dosen, mau bergaul dan belajar dari siapapun, belajar sesuai waktu, percaya diri dan bangga menjadi diri sendiri.
Sebagai pemateri ketiga, Dr. Hasan Subekti S.Pd., M.Pd., dosen UNESA menyampaikan pentingnya sinergi dalam program SDGs untuk mengembangkan kapabilitas (inspirasi dan refleksi dalam perkuliahan bioteknologi).
Tantangan global memberikan peluang unik untuk transformasi sistem, menyatukan inovasi sosial, ekologi, ekonomi, dan teknis. “Pada poin SDGs tanpa kelaparan, bioteknologi fermentasi menjadi kunci jawaban dari permasalahan itu. Bioteknologi fermentasi itu terdiri dari bioteknologi pertanian dan bioteknologi peternakan,” jelasnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: