www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT RI) bersama Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di LPPM, Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Jumat, 12 Mei 2023.
FGD ini berkaitan dengan program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) yang diinisiasi Kemendes. Program ini bertujuan menciptakan masyarakat desa yang berdaya dan berkontribusi pada transformasi wilayah pedesaan serta pertumbuhan yang inklusif di Indonesia bagian timur.
TEKAD ini rencananya akan dilaksanakan pada Juni atau Juli mendatang dengan menyasar lima provinsi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Setidaknya ada 25 kabupaten, dan 1.110 desa yang disasar di lima daerah tersebut.
Herlina Sulistyorini selaku Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Dirjen PEID) Kemendes PDTT, mengatakan kelebihan program TEKAD ada pada aspek pemberdayaan masyarakat.
TEKAD akan memberi manfaat langsung ke sekitar 412.300 rumah tangga atau sekitar 1.855.350 penerima yang terdiri dari rumah tangga petani kecil, rumah tangga di desa pesisir yang terlibat dalam perikanan dan produksi produk kelautan, dan pengusaha-pengusaha kecil di sekitarnya.
www.unesa.ac.id
Kemendes juga melakukan penguatan kapasitas kepada kepala/aparat desa dan pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk merencanakan usaha jangka panjang menengah dan tahunan, pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) desa dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, dan mengakses pasar hasil pengolahan potensi desa berkelanjutan.
"Rencana ke depan kita akan menggandeng badan pelatihan/perguruan tinggi untuk bersinergi membangun perekonomian desa yang lebih masif," ucapnya.
Direktur Perencanaan Teknis Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Adityawarman Darudono, menjelaskan output utama dari diskusi ini yaitu menggandeng UNESA untuk mereview modul dan menyusun modul baru. Review modul tersebut bertujuan untuk menyesuaikan dengan kebijakan yang ada. Contohnya terkait kebijakan pemanfaatan dana desa.
“Setiap tahunnya Kementerian Desa menerbitkan tentang prioritas dalam penggunaan dana desa dan itu perlu di-update terus. Harapannya tim LPPM UNESA dapat mereview modul-modul kemendes itu yang nantinya digunakan Training of Trainer (ToT) yang terjun ke lapangan langsung,” ujarnya.
Dia berharap tim LPPM UNESA dapat menyempurnakan modulnya supaya lebih aplikatif dan bisa mengubah mindset masyarakat terkait perekonomian daerahnya. Prof. Dr. M. Turhan Yani, MA. , Direktur LPPM menyambut baik rencana kerja sama tersebut. Dia mengatakan siap membantu dan bekerja sama dengan Kemendes PDTT dalam upaya mereview bahkan hingga penyusunan modul yang baru.
Acara ini dihadiri oleh Direktur LPPM UNESA Prof. Dr. H. M. Turhan Yani, MA., Dirjen PEID Kemendes-PDTT Herlina Sulistyorini, Direktur Perencanaan Teknis Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa (PEID PDTT) Drs. Adityawarman Darudono, Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd., dan seluruh tim reviewer dari beberapa instansi lain. []
***
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim HUMAS UNESA
Share It On: