www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA--Mahasiswa dari berbagai fakultas mengikuti Camp Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Student Center, Kampus Lidah Wetan, pada Senin-Selasa, 11-12 September 2023.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecakapan-kesadaran literasi digital mahasiswa dalam mempersiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045. Dan, membekali mahasiswa agar semakin bijak berteknologi.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH), Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd., mengatakan, teknologi yang semakin canggih seperti pisau bermata dua. Kalau tidak hati-hati digunakan, bisa berbahaya bagi generasi muda.
Karena itu. kesadaran literasi digital perlu ditingkatkan, cara berpikir kritis, analitik dan eksploratif perlu dimiliki anak-anak muda. "Mahasiswa yang bergabung ini harus bijak dan kreatif menggunakan teknologi," ucapnya.
Dia berpesan kepada mahasiswa agar tidak sekadar kuliah, tetapi juga bisa kembangkan soft-skill dengan memanfaatkan berbagai program yang ditawarkan kementerian maupun UNESA.
www.unesa.ac.id
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni., Dr. Listiyono Santoso, S.S., M. Hum., menjelaskan, literasi digital tidak lepas dari culture atau budaya digital. Menurutnya, budaya digital merupakan proses interaksi, perilaku, berpikir, dan berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat dengan menggunakan teknologi.
“Ada yang menggunakan teknologi dengan bijak, ada juga juga yang tidak. Kita bisa lihat di media sosial sekarang. Kami harap mahasiswa UNESA harus menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya dalam menggunakan media sosial yang bijak,” ucapnya.
Kegiatan ini dihadiri beberapa narasumber seperti Dr. Listiyono Santoso, S.S., M., dari Unair, Faiz Miftahul Huda, M.Med.Kom; dan Putri Aisyiyah Rachma Dewi, S.Sos., M.Med.
Dalam sesi materi mengatakan, Listiyono Santoso mengatakan, bahwa kecakapan teknologi generasi muda sekarang tidak diragukan lagi. Jika itu dibarengi dengan kesadaran (bijak), itu bisa memberikan dampak yang signifikan.
Guna beradaptasi sekaligus menyeimbangkan literasi digital, Listiyono Santoso memberikan beberapa kiat yang bisa dilakukan mahasiswa dalam menggunakan teknologi digital.
Pertama, partisipasi: memberikan kontribusi untuk tujuan bersama. Maksudnya adalah mahasiswa dapat berperan serta untuk menjadi partisipasi literasi digital bukan hanya sekadar produksi dan konsumsi.
Kedua, perbaikan; yakni bagaimana masyarakat memperbaiki budaya lama menjadi budaya yang hidup dengan literasi digital. Maksudnya, mahasiswa dapat melakukan perbaikan-perbaikan dengan membentuk budaya yang lebih aktif untuk peka dengan literasi digital.
Ketiga, pemanfaatan; yakni bagaimana mahasiswa memanfaatkan hal-hal sebelumnya untuk membentuk hal baru. Maksudnya, mahasiswa dapat memanfaatkan momentum canggihnya teknologi sebagai aset untuk cakap dalam literasi. “Jangan melihat kemajuan sebagai ancaman tetapi dijadikan sebagai peluang. Masa depan milik orang-orang yang menguasai teknologi digital," ucapnya. [*]
***
Reporter: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: