Direktorat Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran UNESA bekali mahasiswa MBKM dalam acara pelepasan.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Sebanyak 11 ribu mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengambil program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) pada semester gasal 2024/2025. Mereka mengikuti prosesi pelepasan yang diselenggarakan Direktorat Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran UNESA pada Jumat, 6 September 2024.
Kasubdit PMMA (Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik), M. Jacky, menyatakan MBKM semester ini berbeda, karena selain diikuti mahasiswa UNESA, juga mahasiswa luar UNESA, salah satunya dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang berpartisipasi dalam KKN Tematik UNESA.
“Jumlahnya lima mahasiswa, ada yang dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Fakultas Teknik, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Mereka akan mempelajari wisata mangrove di Surabaya, karena ULM berencana membangun laboratorium riset hutan mangrove,” ucapnya.
MBKM tahun ini merupakan bentuk kolaborasi perdana MBKM UNESA dengan MBKM Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Ia berharap ke depan, semakin banyak MBKM kampus lain yang bekerja sama dengan UNESA.
Direktur Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran UNESA berpesan kepada mahasiswa agar menjaga nama baik dan membuat sesuatu yang berarti bagi diri, almamater, dan mitra.
Ia menambahkan, pelepasan MBKM ini diikuti 11 ribu mahasiswa dan telah dibekali akses platform SIM MBKM. Dari 11 ribu mahasiswa MBKM tersebut terdapat mahasiswa yang diterima di MBKM Flagship dengan rincian: 1.608 mahasiswa diterima MSIB, 642 diterima Kampus Mengajar.
Selain itu, terdapat sekitar 500 mahasiswa yang akan diterima di Wirausaha Merdeka. “UNESA menjadi salah satu kampus penyelenggara program Wirausaha Merdeka dan total mahasiswa UNESA ada 1.600 yang mendaftar wirausaha merdeka di kampus lain,” tambahnya.
Direktur Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran, Fida Rachmadiarti menjelaskan, dalam kegiatan pelepasan ini juga terdapat pendampingan dari narasumber yang akan sharing kepada mahasiswa terkait antisipasi problem atau permasalahan mahasiswa selama MBKM.
Dia berpesan kepada mahasiswa agar menjaga diri dan menjaga nama baik almamater. “Harus ingat norma dan etika, dan pandai memanfaatkan waktu selama melaksanakan MBKM. Apapun kegiatannya harus tetap mengerjakan tugasnya dengan sebaik mungkin, menyerap ilmu dari mitra baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” pesannya.
Mitra studi independen dari MAXY Academy menekankan agar mahasiswa memanfaatkan MBKM ini untuk membangun relasi dan berjejaring.
Aji Darma, mitra magang dari PT Graha Mutu Persada, menyampaikan materi “Pengalaman dan Kebutuhan Skill yang Dibutuhkan di Industri”. Dia menyebut, saat ini skill yang sering dibutuhkan di dunia industri secara umum adalah kemampuan statistik.
Hal ini karena kemampuan statistik sangat bermanfaat dalam berbagai posisi baik pada level supervisor maupun manajer, berperan pada pengambilan keputusan. Mahasiswa ketika masuk ke dunia industri diharapkan sudah mampu menjadi supervisor.
“Soft skill juga harus baik, salah satunya adalah kemampuan bahasa Inggris, karena ini akan menunjang dalam menjalin relasi internasional. Soft skill kemampuan organisasi juga diperlukan untuk berkolaborasi,” terangnya.
Sementara itu, Issac Munandar, mitra studi independen dari MAXY Academy, menekankan pentingnya membangun jaringan melalui program MBKM. Ia juga membagikan empat tips atau cara untuk bisa memakai kesempatan sebaik mungkin selama magang, yaitu:
Pertama, pergunakan kesempatan magang untuk bisa belajar bekerja, jika bekerja tuntutannya adalah hasil yaitu hasil dari perusahaan atau customer. Kedua, membangun kebiasaan yang baik, disiplin dan tepat waktu, hal kecil bisa menjadi habit menjadi lifestyle.
Kasubdit Kerja Sama dalam Negeri UNESA menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan mahasiswa untuk membangun kemitraan dengan mitra baik melalui MoU, MoA, dan lainnya.
Ketiga, bekerja secara excellent, memberikan yang terbaik karena berurusan dengan dunia industri yang akan membawa mahasiswa ke level berikutnya. Keempat, gunakan kesempatan untuk networking, berjejaring membangun teman yang baru yang seumuran atau dengan yang senior.
Selain bekal dari profesional di dunia usaha dan industri, peserta MBKM juga dibekali seputar pencegahan kekerasan, perundungan, intoleransi, dan kesehatan mental bersama Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Isu Strategis UNESA, Mutimmatul Faida.
Ia menyampaikan, mahasiswa selama MBKM rentan dengan 6 jenis kekerasan seperti: kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi, dan kebijakan memuat kekerasan.
Untuk itu agar terhindar dari kekerasan tersebut mahasiswa perlu melakukan hal-hal berikut: 1) Mengubah perundungan menjadi edukasi anti-perundungan, 2) Stop ngonten negatif, 3) Stop ngonten nyinyir, 4) mengubah ngonten negatif menjadi ngonten kreatif, 5) Sharing sebelum share, 6) Biasakan kontrol antar teman, dan 7) Buatlah program “Anti Perundungan”.
Terakhir, Beni Setiawan, selaku Kasubdit Kerja Sama dalam Negeri, dalam kegiatan ini memberikan arahan terkait berkas-berkas kerja sama atau kemitraan seperti MoU, MoA, dan LoA untuk Mitra MBKM.[]
***
Reporter: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: