Teater Institut Unesa menggelar Forum Teater Intim edisi ke-10 pada Kamis (22/5/2014). Pada edisi kali ini, Forum Teater Intim mengusung tema "persimpangan". Forum teater yang dilaksanakan di panggung teater terbuka legendaris Kampus Ketintang ini tak hanya dihadiri oleh mahasiswa Unesa, namun juga dihadiri oleh pecinta dan pelaku teater dari berbagai kota, di antaranya Malang, Jakarta, Sumenep, Jombang, Sidoarjo, dan Surabaya. Pengisi acaranya pun berasal dari beberapa kelompok teater, yakni Teater Institut Unesa, Teater Jurusan Biologi Unesa, Teater Kamus Jakarta, dan Teater Albelabeto Sumenep. Penampilan kocak dengan gaya humor khas Suroboyoan dengan apik ditampilkan Teater Institut Unesa. Teater dengan judul monumen-monumen ini bercerita tentang penutupan lokalisasi Dolly. Aksi para patung yang menceritakan kisah masa lalunya di lokalisasi Dolly dibalut guyonan segar hingga berhasil membuat penonton terpukau. Penampilan horor nan menegangkan justru datang dari Teater Jurusan Biologi Unesa. Kesan mistis dari teater berjudul "Kepaten" ini mulai muncul ketika seorang penari dalam balutan siluet menari diiringi musik tradisional serta kemunculan seseorang yang berperan sebagai setan dengan make-up karakter menyeramkan. Penampilan tersebut tampak membuat beberapa penonton berteriak ketakutan. Tak mau kalah, Teater Kamus yang datang dari Jakarta menampilkan dua penampilan monolog sekaligus. Penampilan pertama dibawakan oleh Sukro yang bercerita tentang proses perjalanan manusia sesuai dengan QS Al-Mu'minun ayat 12 18. Selanjutnya adalah penampilan penutup yang juga dari Teater Kamus Jakarta. Penonton disuguhi monolog yang mengkritisi tentang bahasa yang saat ini berkembang cukup pesat terutama di kalangan remaja, namun tak sesuai dengan kaidah berbahasa yang baik dan benar atau lebih dikenal dengan "Bahasa Alay". Interaksi dengan penonton cukup terasa kental dengan adanya dialog dan interaksi langsung yang membuat penonton tak mau beranjak hingga forum teater itu usai. "Pelaksanaan Forum Teater Intim kali ini sudah cukup bagus, penampilnya juga keren-keren," ujar Rexy, salah seorang penonton yang berasal dari Unitomo Surabaya. (Lina Mezalina/Byu)