Keseruan Kelas Kesehatan Mental di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Unesa.ac.id. SURABAYA—Upaya pencegahan perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi terus digencarkan Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Salah satu yang dilakukan yaitu dengan mengadakan Kelas Kesehatan Mental di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) di Auditorium lantai 4, gedung T14 FBS, Kampus 2, Lidah Wetan, pada Kamis, 7 November 2024.
Kegiatan ini dihadiri seluruh mahasiswa prodi S-1 Sastra Inggris angkatan 2024. Koorprodi S-1 Sastra Inggris, FBS UNESA, Ali Mustofa, berpesan kepada mahasiswa yang mengikuti kelas ini, “Don’t judge a book by its cover dan kita harus menampilkan versi terbaik diri kita,” ucap dosen prodi Sastra Inggris itu.
Kelas ini dibuka Wakil Dekan 1, FBS, Didik Nurhadi, yang menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memperkuat kesejahteraan mental mahasiswa. Dia mengajak mahasiswa untuk memaknai kembali makna hidup dan makna perkuliahan, yang sejatinya bukanlah beban, tetapi justru sebagai tempat belajar membesarkan jiwa.
“Kita di sini adalah keluarga, jadi sebisa mungkin saling meringankan dan menguatkan satu sama lain,” ujarnya.
Wiryo Nuryono, Kepala Seksi Anti-Narkotika dan Kesehatan Mental, menyatakan bahwa kelas kesehatan mental ini merupakan program SMCC yang diadakan di semua prodi UNESA, dengan memberikan pembelajaran tentang bahaya perundungan dan kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Kelas Kesehatan Mental yang diselenggarakan SMCC, PPIS UNESA menyasar di semua fakultas, guna memperkuat kesejahteraan mental mahasiswa sekaligus mencegah perundungan dan kekerasan di lingkungan kampus.
“Setiap minggu, kami berusaha menjangkau semua prodi dengan mengadakan kelas kesehatan mental ini, yang terakhir kami adakan di FEB dan FBS juga,” bebernya.
Dia menyampaikan harapan kepada seluruh mahasiswa yang hadir pada kelas kesehatan mental, bahwa program ini dimaksudkan sebagai wadah guna memfasilitasi mahasiswa untuk berprestasi.
“Oleh karena itu, kami membutuhkan support teman-teman dan dosen untuk melakukan yang terbaik,” ujarnya.
Kelas ini dikemas dalam bentuk penyampaian materi, seperti tentang pemahaman etika yang dibawakan Retno Tri Hariastuti, selaku Head of Academic SMCC UNESA. Dosen BK tersebut menegaskan sekaligus mengingatkan kembali batasan-batasan yang harus dipahami mahasiswa dengan dosen, sekaligus mahasiswa dengan mahasiswa lainnya.
Selain itu, juga ada materi kebijakan seputar perundungan dan kekerasan seksual yang disampaikan oleh Imam Pasu Purba, selaku Kasubdit Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual.
Imam meminta salah satu dari beberapa mahasiswa yang hadir untuk membaca dan merenungkan kembali aturan-aturan agar mahasiswa memahami dan menghindari perundungan dan kekerasan seksual.
Diselingi dengan game interaktif oleh tim panitia SMCC, kelas ini berlangsung ceria dan edukatif dengan menekankan pentingnya kesadaran mahasiswa tentang mencegah perundungan dan kekerasan seksual di perguruan tinggi.[*]
***
Reporter: Dewanda Puspita (Internship)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: