www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, PASURUAN-Kasus kekerasan dan bullying terutama di lingkungan pendidikan menjadi sorotan publik. Pasalnya, kasus ini terus terjadi dan ‘memakan’ banyak korban. Karena itu, berbagai pihak harus ‘turun tangan’ termasuk perguruan tinggi untuk melakukan upaya pencegahan di sekolah-sekolah.
Berangkat dari itulah, tim jurusan PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) membekali para guru PAUD dengan “Program Pelatihan Anti-Bullying” di Pasuruan, awal Agustus 2022 lalu.
Ketua pelaksana, Wulan Patria Saroinsong, S.Psi., M.Pd., Ph.D., mengatakan bahwa pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah maupun guru harus punya program khusus di sekolahnya masing-masing untuk mencegah kasus bullying. Nah, program ini harus bertahap, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran anak-anak agar bisa saling menerima satu sama lain, saling mendukung dan tidak saling membenci dan sebagainya.
Dia menambahkan, kesadaran yang seperti ini harus dibangun sejak dini lewat program-program yang menarik dan berkesinambungan. “Nah, karena itulah, guru-guru ini kami ajak untuk belajar bagaimana si buat program anti-bullying di sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak agar tidak saling bullying dan sebagainya,” jelasnya.
Pelatihan ini, lanjutnya, melibatkan beberapa dosen sebagai trainer yang tentunya memiliki pengalaman dan kepakaran di bidangnya masing-masing. Mereka adalah Nurul Khotimah, S.Pd., M.Pd yang membekali peserta dengan materi seputar pengertian, jenis, faktor dan dampak bullying.
Juga ada Dr. Ajeng Putri Pratiwi, S.Pd., M.Pd., yang membawakan materi seputar solusi atau strategi mendekati anak-anak yang menjadi pelaku atau korban bullying termasuk bagaimana mengatasinya.
Wulan Patria Saroinsong melanjutkan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru-guru PAUD mengenai perilaku bullying, bagaimana dampak yang diterima oleh pelaku dan korban bullying, serta solusi yang dapat dilakukan pada pelaku dan korban bullying.
Paling penting, tambahnya adalah bagaimana guru mampu melakukan upaya pencegahan. Artinya, guru-guru atau sekolah tidak hanya punya kemampuan bertindak menyelesaikan masalah ketika kasus bullying terjadi. Namun, guru atau sekolah mampu melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Lingkungan sekolah inilah yang perlu kita bangun bersama dengan suasana kebersamaan, saling menghargai satu sama lain, menerima perbedaan sebagai warna-warninya kehidupan, saling berempati dan sebagainya. Anak-anak harus diajari dan ditanamkan nilai itu sejak dini,” tandasnya.
Selain pelatihan, tim PG PAUD UNESA juga melakukan kerja sama dengan IGTK yang berada di Kabupaten Pasuruan tujuannya untuk berkolaborasi dalam penyelenggaraan program pengabdian kepada masyarakat termasuk peningkatan kualitas guru dan sebagainya secara berkelanjutan ke depannya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Tim PKM PG PAUD
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim PKM PG PAUD
Share It On: