Pennee Narot, pakar dari Khon Kaen University Thailand menyampaikan strategi meningkatkan penelitian kualitatif dan penelitian metode campuran (mixed methode) bidang disabilitas.
Unesa.ac.id., SURABAYA–Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melalui Disability Innovation Center (DIC) mengadakan Workshop on Qualitative Data Analysis for Researchers of Disability Innovation Center di Ruang 901, Lantai 9 Gedung Rektorat UNESA Kampus 2 Lidah Wetan, pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Kepala Disability Innovation Center (DIC), Budiyanto mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi periset DIC dari berbagai jurusan dalam bidang analisis kualitatif untuk disabilitas.
Belasan peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan periset DIC dari berbagai jurusan dan dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB). Guru besar disabilitas itu mengungkapkan, mayoritas penelitian yang selama ini dilakukan UNESA didominasi penelitian kuantitatif.
Untuk itulah, dengan kegiatan yang menghadirkan narasumber Pennee Narot dari Khon Kaen University Thailand ini diharapkan dapat membimbing dosen dan peneliti UNESA untuk memperkaya penelitian kualitatif, khususnya terkait isu-isu disabilitas.
Lokakarya ini dihadiri para periset bidang disabilitas dan bidang terkait lainnya selingkung UNESA.
Pennee memulai sesi dengan memaparkan pentingnya metode kualitatif dalam memahami data yang kompleks, seperti studi pengasuhan anak dengan disabilitas.
Menurutnya, metode kualitatif mampu memberikan analisis yang lebih mendalam karena mengeksplorasi alasan di balik suatu fenomena. Ia juga menekankan pentingnya analisis konten dan tematik untuk menggali persepsi individu melalui pendekatan “who says what to whom, and with what effect.”
Ia menjelaskan perbedaan utama antara metode kualitatif dan kuantitatif dari aspek fokusnya. Metode kuantitatif mengandalkan data numerik, sementara metode kualitatif memberikan pemahaman yang mendalam atas suatu isu.
Lebih lanjut, Pennee menguraikan analisis konten mencakup dua strategi utama, yakni sistematisasi koding dan pengkategorian, untuk mengidentifikasi trend atau pola dalam data.
"Dalam proses ini, data diklasifikasikan dalam kategori-kategori kecil yang disebut “kode,” yang dianalisis frekuensinya guna memperoleh hasil yang spesifik. Pendekatan koding ini memungkinkan peneliti menemukan temuan-temuan baru yang relevan bagi publik," paparnya.
Diharapkan dengan pelatihan ini, periset UNESA dapat menghasilkan penelitian yang dapat mendorong penguatan inovasi bidang disabilitas.
Pennee juga menjelaskan empat pendekatan umum yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yakni, naratif menggali cerita dari satu individu dan fenomenologi mengeksplorasi pengalaman dari banyak individu.
Selain itu, grounded theory mempelajari fenomena yang dialami oleh banyak individu, sedangkan studi kasus melakukan observasi mendalam dalam kasus tertentu.
"Terkadang saat meneliti, memperhatikan catatan lapangan atau lingkungan saat observasi menjadi hal yang penting. Mungkin saja ada informasi yang tidak mungkin terungkap melalui wawancara semata," terangnya.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa pendidikan disabilitas tidak hanya ditujukan bagi penyandang disabilitas, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya yang memerlukan pemahaman dan dukungan dalam menangani kebutuhan khusus mereka.
Pada akhir sesi, Pennee menekankan pentingnya pendekatan mix-method dalam penelitian, karena menurutnya kombinasi metode ini memberikan dasar yang lebih komprehensif dalam menjelaskan hasil studi. Dia berharap apa yang disampaikan bisa berguna untuk penelitian mendatang.[*]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS), dan Sindy Riska Fadillah (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: