Seratus lebih dosen selingkung UNESA hadiri coaching clinic proposal penelitian dan PKM bersama sejumlah pakar dari berbagai perguruan tinggi terkemuka.
Unesa.ac.id, SURABAYA–Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kembali menggelar Coaching Clinic Proposal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dana DRTPM dan Drafting Paten di Harris Hotel dan Conventions, pada Rabu, 28 Agustus 2024.
Acara ini dihadiri sekitar 180 dosen UNESA. Selain itu, juga menghadirkan beberapa narasumber dari HKI (Hak Kekayaan Intelektual), berbagai pakar bidang penelitian masing-masing, serta reviewer nasional dari DRTPM (Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat).
Acara dibuka Wakil Rektor II Bidang Hukum, Ketatalaksanaan, Keuangan, Sumber Daya dan Usaha, Bachtiar Syaiful Bachri, yang menekankan pentingnya pelatihan penyusunan proposal untuk mempersiapkan kompetisi nasional yaitu pendanaan penelitian DRTPM tahun 2025.
Kegiatan termasuk persiapan UNESA untuk menyambut kompetisi bergengsi di tingkat nasional. Output kegiatan ini ialah munculnya proposal yang berkualitas yang mampu diterima dan lolos pendanaan dana DRTPM tahun depan.
Wakil Rektor II UNESA menekankan urgensi kegiatan ini bagi penguatan riset dan publikasi UNESA.
"Hal ini perlu dipersiapkan dari awal sebagai langkah strategis UNESA untuk mencapai IKU-5 tentang jumlah hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi internasional,” ucapnya.
Pakar pendidikan UNESA itu percaya, dengan outcome penelitian yang berkualitas, secara tidak langsung juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pengajaran di kelas, penelitian, inovasi, publikasi serta pengabdian kepada masyarakat.
Kepala LPPM, Muhammad Turhan Yani, menjelaskan kegiatan ini merupakan wujud komitmen UNESA untuk terus mendukung para dosen dalam melakukan riset dan penelitian agar semakin banyak lagi proposal-proposal yang terdanai pada kompetisi pendanaan dana DRTPM pada tahun 2025.
“Tahun lalu sekitar 150 proposal penelitian dari UNESA lolos pendanaan tingkat nasional, harapannya semoga dari 180 dosen yang hadir bisa mengembangkan proposalnya menjadi lebih berkualitas dan lolos semuanya,” jelas guru besar UNESA itu.
Kepala LPPM UNESA memasang target agar capaian pendanaan riset UNESA di kementerian bisa terus meningkat.
Kegiatan ini juga merupakan dukungan karir para dosen di UNESA, karena syarat tambahan menjadi guru besar selain publikasi di jurnal bereputasi, juga memiliki syarat khusus tambahan salah satunya yaitu lolos pendanaan penelitian melalui kompetisi nasional lewat DRTPM atau BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional).
Pada sesi materi, Nani Nuraeny dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menyampaikan seputar drafting spesifikasi paten. Ada sejumlah langkah penting dalam merancang deskripsi paten yang mencakup latar belakang invensi, permasalahan yang dipecahkan, serta keunggulan teknis dari inovasi yang dihasilkan.
“Yang penting bukanlah siapa yang mengemukakan gagasan terlebih dahulu, melainkan siapa yang mengamankan haknya terlebih dahulu,” ucapnya.
Pimpinan dan dosen UNESA usai coaching clinic bersama sejumlah pakar.
Berikutnya, Wisnu Nurcahyo, guru besar Universitas Gadjah Mada memberikan panduan tentang bagaimana merancang program PKM yang efektif, mulai dari identifikasi masalah yang relevan di masyarakat, penyusunan rencana aksi, hingga evaluasi dampak program.
“Program pengabdian masyarakat di perguruan tinggi akademik harus dirancang dengan strategi yang matang dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini juga menjadi cerminan dari peran aktif perguruan tinggi dalam pembangunan sosial dan ekonomi,” jelasnya.
Kegiatan ini dikemas dalam berbagai kelompok pendampingan yang diisi masing-masing pakar. Ada Siti Zubaidah, guru besar dari Universitas Negeri Malang yang membahas strategi penyusunan proposal penelitian pendidikan, termasuk identifikasi isu-isu terkini dan metode yang tepat.
Juga ada sesi khusus sosial humaniora bersama Sri Rum Giyarsih, guru besar dari Universitas Gadjah Mada yang menekankan pentingnya memahami dinamika sosial serta keterkaitan penelitian dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan bersama Ahmad Taufiq, guru besar dari Universitas Negeri Malang, memberikan arahan tentang teknik-teknik inovatif dalam penelitian saintek dan penerapan inovasi untuk memecahkan masalah masyarakat.[]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP), Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: