Jajaran tim Direktorat Inovasi, Pemeringkatan, dan Publikasi Ilmiah UNESA menyiapkan ICOSBI 2024 yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai negara.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Universitas Negeri Surabaya (UNESA) lewat Direktorat Inovasi, Pemeringkatan, dan Publikasi Ilmiah menyelenggarakan The 2nd International Conference on SDGs and Bibliometrics Studies (ICOSBI) secara daring pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Konferensi dengan tema “Advancing Green Environmental Based Management in Higher Education Institutions” ini dihadiri sejumlah pembicara dari berbagai kampus luar negeri.
Sebagai keynote speaker, hadir, 1) Assoc. Prof. Dr. M Faizal bin Abdul Ghani, Ph.D., dari Universitas Malaya, Malaysia; 2) Professor Robyn Gillies dari University of Queensland; dan 3) Assoc. Prof. Withawat Khattiyamar dari Thaksin University Thailand.
Hadir juga, 4) Prof. Amrul Riffin Ph.D., Head of Education and Culture Indonesia Embassy for Tokyo-Japan; 5) Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari MM MSc, Director of UI Greenmetric; dan 6) Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D.
Wakil Rektor III Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi dan Science Center Bambang Sigit Widodo, dengan bangga menyambut seluruh peserta konferensi internasional yang didukung oleh KONASPI XI 2024. Ia menyoroti pentingnya peran perguruan tinggi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam situasi global yang terus berubah.
Dosen Fakultas Ilmu Politik dan Sosial (FISIPOL) itu mengapresiasi para akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan mahasiswa dari seluruh dunia yang antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kehadiran seluruh peserta menunjukkan komitmen bersama dalam memahami tantangan pembangunan berkelanjutan sekaligus mencari solusi untuk mempromosikan integritas ekologis dan keadilan sosial.
Konferensi ini, tambahnya, diharapkan dapat menjadi platform berharga untuk berbagi pengetahuan, praktik terbaik, dan pendekatan inovatif dalam mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam sistem pendidikan. “Saya berharap diskusi dan kolaborasi yang berlangsung akan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan, adil, dan makmur bagi semua,” ucapnya.
Professor Robyn Gillies dalam sesi pertama, menyampaikan materi tentang pentingnya pembelajaran kolaboratif dalam bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) guna membangun koneksi yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran kolaboratif menjadi fokus utama karena berbagai alasan yang berakar pada harapan masyarakat, kurikulum nasional, dan penelitian berbasis otak.
Penelitian berbasis otak (brain-based learning) menunjukkan bahwa aktivitas kelompok yang terstruktur dengan baik dapat membangun komunitas kelas yang mendukung, meningkatkan rasa percaya diri, dan meningkatkan kinerja akademik siswa. “Pembelajaran ini tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk sukses di masa depan,” ujar profesor dari University of Queensland itu.
Direktur Inovasi, Pemeringkatan, dan Publikasi Ilmiah UNESA bersama jajarannya yang terlibat dalam ICOSBI 2024.
Pada sesi berikutnya, Ruki Harwahyu, menyoroti pentingnya program pengelolaan lingkungan berbasis hijau di kampus-kampus. Dalam penjelasannya, Ruki memaparkan metodologi dan indikator yang digunakan oleh UI GreenMetric untuk menilai kinerja lingkungan universitas di seluruh dunia.
Indonesia, dengan partisipasi universitas-universitasnya termasuk Universitas Negeri Surabaya (UNESA), terus berperan aktif dalam meningkatkan peringkat di jaringan ini, sebagai bagian dari upaya global untuk mewujudkan kampus yang lebih ramah lingkungan.
Prof. Ahmad Zabidi bin Abdul Razak menyampaikan mengenai pentingnya pendekatan Grounded Theory dalam pengelolaan lingkungan hijau di institusi pendidikan tinggi. Grounded Theory, yang berakar pada penelitian kualitatif, memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi dan memahami pola-pola penting yang dapat diterapkan dalam pengelolaan lingkungan hijau secara lebih holistik dan kontekstual.
Dalam presentasinya yang berfokus pada perspektif metodologis, profesor dari Universiti Malaya itu menjelaskan bagaimana pendekatan ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi dan kebijakan yang lebih efektif dalam mendukung keberlanjutan lingkungan di kampus-kampus. “Pendekatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan upaya keberlanjutan di sektor pendidikan tinggi,” tambahnya.
Prof. Amrul Rifin, menyebutkan keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dan pendidikan. Ia menekankan bagaimana pendidikan berperan sebagai salah satu pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, bahwa investasi dalam sektor pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang pada gilirannya berkontribusi terhadap produktivitas dan inovasi ekonomi.
Selain itu, ia juga membahas bagaimana peningkatan akses dan kualitas pendidikan dapat membantu mengurangi ketimpangan sosial dan ekonomi, serta mempercepat laju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Eva Anggraini menguraikan bagaimana institusi pendidikan tinggi dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian tujuan keberlanjutan global melalui berbagai inisiatif dan program. “Universitas tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang dapat mempengaruhi kebijakan, praktik, dan kesadaran publik mengenai isu-isu keberlanjutan,” ujar Direktur Konektivitas Global itu.
Berikutnya, Withawat Khattiyamar menguraikan berbagai pencapaian signifikan yang telah dicapai dalam bidangnya dan bagaimana pencapaian-pencapaian tersebut dapat mempengaruhi perkembangan di masa depan. Ia juga menyoroti potensi inovasi dan peluang yang ada, serta tantangan yang perlu dihadapi untuk terus maju. Sesi pemaparan materi ini memberikan wawasan berharga mengenai bagaimana pencapaian masa lalu dapat menjadi landasan untuk mencapai kemajuan yang lebih besar di masa depan.[]
***
Reporter: Prismacintya (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: