www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Sampah menjadi masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2022, total sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 69,2 juta ton. Dosen sekaligus Wakil Rektor Bidang III UNESA, Junaidi Budi Prihanto, Ph.D., mengungkapkan bahwa hanya 35% sampah yang dikelola dengan baik, sementara sisanya masih menjadi tantangan bagi kita semua.
Guna mengatasi permasalahan ini, tim pengabdian kepada masyarakat atau PKM UNESA yang dipimpin Junaidi Budi Prihanto bersama dosen lain; Prof. Nadi Suprapto, Ph.D., Dr. Sri Setyo Iriani, M.Si., Dr. Eko Hariyono, M.Pd., dan Dra. Winarsih, M.Kes mengadakan "Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme dari Sampah Buah sebagai Pembersih Lingkungan" untuk warga RW IV, Kelurahan Tenggilis Mejoyo, Surabaya pada Minggu (18/6/2023).
Pelatihan pembuatan eco-enzyme yang berlangsung di Balai RT 5 Kelurahan Tenggilis Utara Mejoyo ini dihadiri 6 ketua RT dan 25 ibu-ibu RW IV. Tim UNESA menyediakan 33 galon untuk pembuatan eco-enzyme selama pelatihan. Bahannya yaitu buah sisa, kulit buah, gula merah, dan air bersih dalam perbandingan 3:1:10. Proses fermentasi dalam pembuatan eco-enzyme dilakukan selama 3 bulan.
"Pelatihan ini bagian dari upaya mewujudkan Kota Surabaya yang maju, humanis, dan berkelanjutan. Kenapa pelatihan eco-enzyme? Ini penting buat warga agar memiliki kemampuan pengolahan sampah berkelanjutan. Sebagian bisa dimanfaatkan untuk pembuatan produk ramah lingkungan yang terbuat dari campuran bahan organik, seperti buah-buahan, sayuran, dan gula," ucap Junaidi Budi Prihanto.
Dra. Winarsih M.Kes menjelaskan bahwa istilah "eco" merujuk pada lingkungan yang ramah, sedangkan "enzyme" merujuk pada biokatalisator atau zat yang mempercepat reaksi. Eco-enzyme yang dihasilkan melalui pelatihan ini dapat digunakan sebagai pembersih alami yang ramah lingkungan, membantu mengurangi polusi, serta dampak negatif terhadap lingkungan.
www.unesa.ac.id
"Pengolahan sampah memiliki peranan penting dalam upaya menjaga iklim. Akumulasi sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca dan pencemaran, yang berdampak negatif pada iklim global," ucapnya.
Sementara itu, Dr. Eko Hariyono, M.Pd. menjelaskan bahwa penting bagi semua pihak untuk mulai peduli terhadap lingkungan dan bumi pada umumnya. Semua harus mengambil bagian untuk melakukan tindakan kecil yang dapat dijadikan contoh bagi orang lain atau komunitas yang berdampak besar dan positif bagi lingkungan.
Melalui pelatihan ini, diharapkan kesadaran dan manfaat tentang pentingnya hidup sehat dan ramah lingkungan dapat ditanamkan kepada warga Kelurahan Tenggilis. Eco-enzyme yang dihasilkan juga dapat menggantikan produk pembersih kimia berbahaya, mengurangi paparan terhadap zat-zat beracun, serta mengurangi jejak karbon yang dihasilkan oleh produksi dan penggunaan produk pembersih konvensional.
Selain pelatihan pembuatan Eco-enzyme, dalam kegiatan ini juga dilakukan kampanye Zero waste guna mewujudkan net zero emissions. Net zero emissions atau nol emisi karbon sendiri merupakan kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Sehingga dengan menggalakkan net zero emissions dapat ikut serta berperan dalam menyelamatkan bumi untuk keberlangsungan masa depan.
Pelatihan ini mendapat respons positif dari warga dan RW setempat. Kepala RW Kelurahan Tenggilis, Widodo, mengatakan bahwa kegiatan ini penting untuk meningkatkan kesadaran lingkungan yang berkelanjutan di sana. "Sampah tidak jadi masalah, tetapi justru bisa diolah menjadi produk yang ramah lingkungan. Terima kasih kepada tim UNESA. Ini sangat bermanfaat buat kami. Semoga pelatihan ini bisa dilanjutkan ke depan," ucap Widodo. []
Penulis: tim PKM Eco- Enzyme
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim PKM Eco- Enzyme
Share It On: