www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, BEM Unesa menyelenggarakan webinar berjudul Seminar Nasional Online Pentahelix. Acara ini menghadirkan dua orang narasumber yakni Toar Ramses Emil Mangaribi, S.H, M.Si, Kepala Subdirektorat Edukasi III Kemenparekraf RI dan Suryadi Kusniawan, S.Hum, M.Hum, Tim PMK3I (Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia) Kemenparekraf RI pada Selasa (25/8).
“Ekonomi kreatif adalah perwujudan nilai tambah dari suatu ide atau gagasan kekayaan intelektual yang mengandung keorisinilan, lahir dari kreativitas intelektual manusia, berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan serta warisan budaya,” tutur Suryadi.
Nilai tambah produk, terang Suryadi dapat dilakukan dengan cara memberikan sentuhan yang baru pada produk. Selain itu, dapat juga merupakan standarisasi produk itu sendiri, inovasi produk dan kemasan produk yang inovatif.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Edukasi III Kemenparekraf RI, Toar Ramses menjelaskan bahwa saat ini ada 17 subsektor ekonomi kreatif yakni periklanan, arsitektur, penerbitan, desain komunikasi visual, fotografi, seni pertunjukan, televisi dan radio, desain interior, seni rupa, dan desain produk. Selain itu ada subsektor unggulan di bidang kuliner, fashion, kriya serta subsektor prioritas yakni permainan, musik, film, animasi dan video.
“Rindekraf atau rencana induk pengembangan ekonomi kreatif nasional yakni dokumen perencanaan dalam rangka pengembangan ekonomi kreatif nasional tahun 2018-2025 yang memiliki fungsi sebagai pedoman bagi pemerintah, pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota dalam melaksanakan urusan pengembangan ekonomi kreatif nasional,” tutur Toar.
Toar menambahkan, potensi pengembangan ekonomi kreatif yang sangat tinggi perlu didukung oleh sinergi antar aktor ekonomi kreatif di sebuah daerah melalui konsep Penta Helix dengan sinergi dari pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media dapat membuat peningkatan potensi pengembangan ekraf Indonesia.
“Variabel ekosistem ekonomi kreatif daerah ada 7 yakni mulai dari SDM kreatif, bahan baku, industri, permodalan, akses pemasaran, infrastruktur dan teknologi, kelembagaan dan iklim usaha,” tambah Toar. (madina/sir)
Share It On: