Pemrograman kartu rencana studi (KRS) melalui sistem online berjalan mulus. Untuk tahun ini, tidak ada lagi pengisian KRS manual seperti tahun-tahun sebelumnya. Mahasiswa cukup mengisi KRS online yang telah dijadwalkan pada jurusan masing-masing. Hal itu seperti yang diungkapkan Hertiti Setyowati, Kepala Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan dan Sistem Informasi (BAAK-PSI) Unesa.
Menurut Hertiti, pengalihan manual ke online ini berdasarkan kenyataan yang kurang nyaman melihat antrean mahasiswa saat mengurus registrasi. Antrean panjang yang setiap tahunnya tidak berubah ini, membuat BAAK perlu menyosialisasikan cara baru yang pelaksanaannya lebih efisien dan efektif di lapangan. Sebagai gantinya, blanko KRS pun ditiadakan. Setelah mengisi KRS online, berkas wajib dicetak mahasiswa sebagai arsip.
Kebijakan ini baru pertama kali diterapkan di Unesa. Peniadaan blanko KRS memang sudah direncanakan dari dulu, namun terganjal masalah sosialisasi. Butuh waktu lama untuk menyebarluaskan informasi kepada mahasiswa yang jumlahnya ribuan dan menempati kampus yang berbeda lokasi. Pada penerapan perdana ini, diharapkan mahasiswa akan terbiasa dengan KRS nonmanual.
Saat disinggung masalah web akademik yang sulit diakses, Hertiti menyatakan bahwa penyebabnya adalah Fyber Optic (FO) yang masih dalam keadaan rusak. "Situasi ini tidak diketahui sampai kapan karena Puskom Unesa masih terus melakukan perbaikan", ujarnya. Sulitnya mengakses web akademik ini menyebabkan mahasiswa dari fakultas lain: FBS, FIK, FIP (Jurusan PLB dan PG-PAUD) yang sejatinya jauh dari pusat, terpaksa mendatangi BAAK untuk mencari informasi tentang nilai. Hertiti berharap, Unesa dapat segera mengusahakan fasilitas internet, bukan lagi intranet (CWH Fauziah Arsanti/syt).
Share It On: