Dua doktor baru Prodi S3 Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNESA ini mempresentasikan disertasinya di depan para dewan penguji dan undangan. Disertasi berjudul 'Profil Alur Berpikir Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah Limit Bardasarkan Langkah-Langkah Polya", adalah judul diangkat oleh Nurdin. Dalam disertasinya, dia membuktikan bahwa setiap subyek memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk memahami, merencanakan, melakukan rencana serta merefleksikan dengan memeriksa setiap langkah pelaksanaan dalam memecahkan masalah limit.
Dalam penelitian, dia membagi subjek ke dalam dua golongan laki-laki dan perempuan dengan tiga sub bagian. Tiga sub bagian itu adalah perempuan/laki-laki berkemampuan tinggi, perempuan / laki-laki berkemampuan sedang, dan perempuan /laki-laki berkemampuan rendah.dari berbagai subjek tersebut dapat diketahui alur berpikir yang berbeda pada setiap subjek. Maka pada disertasi ini, dia ingin menyampaikan bahwa pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah sebaiknya memperhatikan alur berpikir mahasiswa, karena mereka lebih mengetahui pengetahuan dan strategi yang telah dimiliki.
Berbeda dengan Nurdin, judul yang diangkat Dewiyani untuk disertasi adalah 'Profil Proses Berpikir Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Dalam Memecahkan Masalah Berdasarkan Tipe Kepribadian Dan Gender'. Dalam disertasinya ini, dia menitikberatkan pemecahan masalah matematika yang menurutnya materi penting dalam matematika sekolah. Sehingga sebagai seorang pendidik harus bisa mengusahakan agar pemecahan masalah matematika dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dia juga menghubungkannya dengan penggolongan tipe kepribadian berdasarkan teori David Keirsey yang menggolongkan empat tipe yaitu Rational, Idealis, Artisan dan Guardian. Dalam teori tersebut dipaparkan tentang, bagaimana seseorang bersikap dalam menghadapi suatu masalah, apakah seseorang menganggap masalah itu sebagai suatu yang biasa atau seseorang akan berpikir terhadap permasalahan tersebut sehingga dapat diketahui profil proses berpikir pada masing-masing tipe. Dari hal itu dapat dilanjutkan dengan pembuatan model pembelajaran sesuai dengan profil proses berpikir. [Putri & Rachmadani_Humas]
Share It On: