Dalam sesi seminar bersama, dijelaskan bahwa Muda Omar Ali Saifuddien merupakan tokoh penyair diraja dan baru diangkat sebagai tokoh sastrawan Islam Brunei. Ia dianggap sebagai tokoh diraja terakhir di nusantara setelah Ali Raja Haji dari Riau, Indonesia. Sebagian besar karya Sultan Brunei Darussalam ke-28 yang berupa syair itu banyak berisi tentang nasihat, sejarah kenegaraan, kisah tentang kehidupan raja, kecintaan terhadap nusa dan bangsa, ketuhanan, ilmu, persahabatan, bahasa, dan kebijaksanaan serta nilai moral lainnya.
Beberapa syair yang pernah ditulis Sultan Brunei yang wafat pada 7 September 1986 itu adalah Syair Perlembagaan Negeri Brunei, Syair Rajang Jenaka, Syair Nasihat, Syair Asli Rajang Hari, Rampaian Laila Syair, Syair Perkakas Perkarangan, dan Syair Kemerdekaan. Karena syairnya yang bagus dan mewarnai perkembangan kesusateraan Melayu di Brunei, sultan yang dilahirkan pada 3 Syawal 1332 itu diberi gelar penyair diraja dan/atau sastrawan Islam Brunei. Melihat karya Muda Omar Ali Saifuddien, dalam pidatonya, Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A., Dekan FBS mengatakan bahwa momen kunjungan mahasiswa UBD ini dapat dimanfaatkan mahasiswa JBSI Unesa untuk bertukar pikiran dan gagasan tentang sastra bandingan, salah satu mata kuliah yang ada di JBSI.
Selain penyelenggaraan forum ilmiah tersebut, kedua universitas juga unjuk aksi seni pertunjukan. JBSI dan Sendratasik FBS Unesa menampilkan serangkaian pembacaan puisi dan musikalisasi puisi serta berbagai genre seni drama, sedangkan UBD menampilkan pembacaan syair dan tari-tarian khas Melayu. Lawatan akademik ini berlangsung hingga malam hari di gedung pertunjukan Sawunggaling, Kampus Unesa Lidah Wetan.
Mohd Zefri Arif, salah satu pensyarah asal UBD menyatakan suka citanya melakukan lawatan akademik di Unesa ini, bahkan kunjungan ini akan ditindaklanjuti dengan mengadakan kerjasama lanjutan untuk pengembangan akademik kedua universitas. Selain ke Unesa, rombongan UBD juga akan melakukan kunjungan ke Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) pada 2 Maret dan ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair) pada 3 Maret. [Ayu Masruroh_Humas]
Share It On: