Sejak 1998, bangsa Indonesia hidup dalam transisi dengan diwarnai agenda-agenda besar, yaitu reformasi, demokratisasi, dan rekonstruksi Indonesia pascakrisis. Melalui acara bulan Pancasila yang diadakan di Gedung Gema Unesa (2/7) dengan narasumber Letjend Moeldoko, peserta seminar dipaparkan mengenai agenda-agenda besar yang terjadi di masa transisi bangsa Indonesia melalui esensi ideologi Pancasila.
Acara ini ditujukan untuk umum dan mengundang para guru Pendidikan Pancasila yang ada di Surabaya melalui dinas pendidikan. Acara yang diselenggarakan oleh PR III Unesa tersebut dilaksanakan sepenuhnya oleh BEM Unesa. Acara tersebut turut pula dihadiri oleh Pak Muchlas Samani selaku Rektor Unesa, para Dekan Unesa, dan Ketua Komisi D DPR RI.
Moeldoko menyampaikan bahwa transisi yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia di tengah-tengah arus globalisasi ini tidak lepas dari kepentingan-kepentingan global yang juga ikut mengatur. Kepentingan-kepentingan tersebut ada yang positif dan ada pula yang negatif. Seperti runtuhnya bangunan dan tatanan politik yang otoritarian menjadi tatanan yang demokratis egalitarian karena tuntutan reformasi. Hal tersebut dilakukan untuk satu tujuan, yaitu demi bersatunya bangsa Indonesia yang adil makmur.
Ideologi yang digunakan oleh suatu bangsa, haruslah memiliki konsep untuk mensejahterakan bangsanya, termasuk ideologi Pancasila. Sebagai ideologi, Pancasila juga harus bisa mensejahterakan bangsanya. Pancasila dituntut untuk dapat memberikan kemakmuran, kecerdasan, kedamaian bagi bangsanya melalui sila-sila yang terkandung dalam Pancasila tersebut. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bung Karno pada pidatonya pada 1 Juni 1945, Kita mendirikan negara kebangsaan Indonesia, Negara Nasional National State , kebangsaan Indonesia yang bulat, bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, Kalimantan dan bukan kebangsaan Sulawesi dan lain-lain. CWH Iit Purnama Asri/syt)
Share It On: