Prof. Muchlas Samani, M.Pd. berharap mahasiswa Unesa mengetahui wawasan kebangsaan dan memahami pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa dengan berbagai perbedaan yang ada. "Persoalan kebangsaan teramat penting untuk dihayati mahasiswa yang akan trjun ke masyarakat", ujarnya.
Di tengah kondisi sosial yang dirundung pesimisme, apatisisme, demoralitas bahkan kebencian, tidak ada jalan ideal kecuali menengok kembali nilai dan konsensus dasar kita yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika , tutur Letjen Moeldoko dalam Dialog Kebangsaan di Gedung Serba guna Unesa ketintang, (2/7).
Turut hadir Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono dan segenap sivitas akademika baik dosen, karyawan, dan mahasiswa dalam kegiatan untuk memperingati Bulan Pancasila tersebut. Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional tersebut menjelaskan bahwa pancasila memang tidak lagi harus dimenara-gadingkan tetapi jauh lebih penting agar nilai-nilainya hadir sebagai roh keseharian anak bangsa. Pancasila seharusnya dikelola secara lebih kreatif untuk kemakmuran, kecerdasan, dan kedamaian dunia , tambahnya.
Ideologi negara yang berlambang burung garuda itu menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dua kata yang berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas itu memiliki lima sendi yang harus dicermati oleh seluruh rakyat Indonesia. Terutama sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, sila tersebut terhubung dengan Bhinneka tunggal ika sebagai simbol yang mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri atas suku dan etnis yang berbeda. Meskipun berbeda-beda tetap satu jua. Persatuan menjadi mahal ketika antar suku dan etnis saling berselisih. Sama halnya Bhinneka tunggal ika, Di Amerika dikenal dengan Unity in Diversity, negara adidaya juga menjunjung akan tingginya persatuan dan kesatuan bangsa ucap Letjen TNI-AD tersebut.
Mantan Pangdam Tanjung Pura dan Siliwangi itu menuturkan bahwa pihaknya telah melakukan reformasi fundamental untuk memposisikan lemhanas sebagai lembaga yang strategis pencetak pemimpin bangsa berwawasan kebangsaan. Berupaya merumuskan visi pembenahan, salah satunya membaca posisi Indonesia dari perspektif global dunia dengan menimbang tujuh hal yaitu ekonomi pasar bebas, pengembangan sains dan teknologi, meritokrasi, pragmatisme, budaya perdamaian, aturan hukum dan pendidikan. (Ayu-Humas/syt)
Share It On: