Kreativitas mahasiswa tak pernah habis. Setiap tahun selalu saja ada ide menarik yang diaplikasikan mahasiswa dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Rabu (16/7) lalu, ada mahasiswa Unesa yang menciptakan buku teks dalam bentuk majalah. Ide itu didasarkan pada hasil observasinya di sekolah yang menemukan kecenderungan siswa SMA jenuh membaca buku-buku teks pelajaran. Sepulang dari sekolah, tiga mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu diskusi bersama Komunitas Literasi Kreatif (KLK) di kampusnya. Alhasil, hasil belanja masalahnya di sekolah berbuah ide kreatif. Mereka yang terdiri atas Izhatullaili, Ilmatus Sa diyah, dan Aldita sepakat menciptakan buku teks alternatif yang lebih dapat diterima di mata anak SMA. Mereka mengemas materi ajar Bahasa Indonesia (BI) kurikulum 2013 dengan konsep permainan bahasa dalam bentuk majalah. Atas kreativitas idenya itu, proyek tiga mahasiswa ini masuk dalam skema pembiayaan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Dikti dalam PKM Penelitian. Menurut Izhatulalili, ketua tim kelompok ini, buku teks berbentuk majalah dan berbasis permainan bahasa tersebut merupakan solusi untuk menghilangkan rasa bosan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks pada kurikulum 2013 . Selain itu, buku teks merupakan sumber belajar yang dekat dengan siswa sehingga sangat perlu mendapat perhatian, tutur Ilmatus Sa diyah, salah satu anggota tim PKM ini menambahkan alasan Izhatullaili saat ditanya Reporter Humas Unesa. Penelitian pengembangan ini telah menghasilkan lima buku teks kelas XI SMA dalam materi ajar dan tema yang berbeda-beda. Setiap majalah yang telah dikembangkan memuat satu jenis teks yang tercantum dalam Kompetensi Dasar (KD) Kelas XI SMA pada implementasi kurikulum 2013. Kelima buku teks berbentuk majalah tersebut antara lain memuat teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film. Karena berbasis permainan, buku yang dibuat dalam bentuk majalah ini juga dilengkapi dengan beberapa permainan bahasa seperti ular tangga, teka-teki silang, monopoli, acak huruf, acak kalimat, domino pantun, dan kartu cerpen. Selain untuk mengatasi kejenuhan siswa terhadap teks, kelima majalah ini sekaligus juga dapat menjadi Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini sengaja kami rancang demikian untuk menyadarkan dunia pendidikan agar lebih memaksimalkan pemanfaatan buku teks yang sekaligus juga sebagai buku latihan bagi siswa, bukan seperti yang selama ini terjadi di sekolah, buku teks ada, LKS pun ada sendiri dengan penerbit yang berbeda. Jadi kurang efektif dan efisien, ujar Aldita. (Il/Byu)