www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Mahasiswa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) gelombang 2, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melaksanakan "Gebyar Prakarsa Guru Merdeka" di gedung LPSP, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Selasa, 29 Agustus 2023 lalu.
Ketua pelaksana, Muhammad Bagus Trilaksono menyampaikan, tema tersebut merupakan semangat bagi calon-calon guru profesional yang harus mampu berinovasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan teknologi. Sedangkan tema guru merdeka merupakan implementasi dari penerapan kurikulum merdeka yang perlu terus diperkuat.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Proyek Kepemimpinan. Setiap kelompok mahasiswa wajib melaksanakan proyek yang berangkat dari kebutuhan dan permasalahan di lapangan. “Kami memilih proyek ini karena berkaitan dengan tuntutan guru yang menurut kami perlu untuk terus diperkuat,” ucapnya.
Gebyar tersebut diikuti sebanyak 12 jurusan, 21 kelas, 65 kelompok. Secara keseluruhan, jumlah peserta mencapai 500 mahasiswa. Acara ini juga dihadiri jajaran pimpinan Lembaga Pendidikan dan Sertifikasi Profesi (LPSP), para dekan, dosen penilai, perwakilan mahasiswa baru dan perwakilan SMA Surabaya.
Pria yang akrab disapa Bagus itu berharap agar gelar proyek tahun depan lebih meriah dan lebih inovatif. Dia juga berharap agar mahasiswa PPG Prajabatan gelombang 2 dapat menjadi guru profesional dan dapat memberikan pengetahuan secara merdeka dengan inovasi-inovasi pembelajaran yang bermanfaat bagi guru maupun peserta didik.
“Kami menangkap, tugas ini memaksa kami untuk menyelami apa sih sebenarnya permasalahan siswa dan guru di kelas. Dari situ, kami berusaha mencari solusi kreatif dan inovatifnya. Tentu ini tidak bisa kerja sendiri, perlu kolaborasi dan itu yang kami lakukan,” tutupnya.
www.unesa.ac.id
Direktur LPSP, Dr. Martadi, M.Sn., mengatakan, bulan ini PPG UNESA menjadi LPTK dengan tingkat kelulusan terbaik di Indonesia. UNESA mendapat skor 85 di atas sejumlah kampus lainnya. Dia berharap, produk atau proyek yang dihasilkan mahasiswa PPG tidak selesai di pameran, tetapi perlu terus dikembangkan bahkan bisa menjadi hak cipta. Pihaknya akan turut membantu secara administrasi maupun biaya.
Dia mengapresiasi karya dan produk yang dihasilkan mahasiswa tersebut. Setiap kelompok berbeda-beda. Ada modul, media dan metode pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah atau organisasi. “Semua kelompok yang terlibat ini diberikan sertifikat sebagai portofolio atau bukti telah melaksanakan projek atau melahirkan produk,” kata Martadi. [*]
***
Reporter: Lukman
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: