Surabaya--Aktivis Karya Tulis Ilmiah Unesa menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTIM) 2014 pada Rabu (10/12/2014). Acara tersebut dilaksanakan di gedung I6 Fakultas Ilmu Sosial dan dibuka langsung oleh Pembantu Rektor II Unesa. Sebanyak 44 tim dari 9 perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur ikut berpartisipasi dalam kompetisi itu. Rinciannya adalah Universitas Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Islam Malang, Univeristas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, PGRI Madiun, dan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Tema yang diusung yaitu Optimisme Perguruan Tinggi Memasuki Virtualisasi Pendidikan . Dengan mempertimbangkan efektivitas sistem pembelajaran, maka panitia LKTM mengangkat tema virtualisasi pendidikan menjadi tema penulisan karya tulis ilmiah tahun ini. Panitia yang dari mahasiswa merupakan campuran dari berbagai fakultas yang menggeluti kegiatan karya tulis ilmiah, maka dari itu banyak ide dalam penentuan tema, ujar Purbodjati, ketua panitia. Ada dua tahap seleksi dalam lomba karya tulis itu, yaitu pertama seluruh peserta mengirimkan makalah dalam bentuk soft file melalui e-mail dan hard file melalui Pos. Kemudian 10 finalis akan mempresentasikan karya tulis mereka di hadapan dewan juri. Adapun juri LKTM adalah Edi Sulistyo, Made Pramono, dan Tedjo Baskoro. Presentasi berlangsung selama 25 menit, dengan estimasi waktu 10 menit untuk presentasi dan 15 menit untuk tanya jawab. Juara pertama diraih oleh tim dari Universitas Muhammadiyah Malang, juara dua diraih oleh tim dari Universitas Brawijaya, dan juara ketiga diraih oleh tim dari Universitas Negeri Surabaya. Panitia LKTM berharap, tahun depan tetap diselenggarakan kegiatan LKTM dengan lingkup yang lebih luas, yaitu tingkat nasional bekerja sama dengan Lembaga Riset dan Penelitian. Dengan begitu akan menjadi motivasi para aktivis Karya Tulis Ilmiah Unesa untuk bisa lebih peka dalam deteksi diri mengenai isu-isu terkini yang layak dan perlu untuk dikembangkan. Berkaitan dengan kualitas, kita kadang kurang tertarik pada isu yang aktual, sebab itu kita harus pandai melakukan deteksi diri pada isu yg terkini, kemudian mencari informasi apakah isu tersebut sudah dikembangkan penelitiannya, papar salah seorang dosen FIK. (Mutyari/Andini/SR)