Pendidikan prajabatan guru akhir-akhir ini sukar menjaring calon mahasiswa baru (maba) dari lulusan SMA/SMK terbaik. Pada umumnya mereka yang masuk Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah mereka yang tidak dapat masuk fakultas kedokteran, fakultas teknik, atau fakultas ekonomi. Hal ini berbeda dengan sistem penerimaan maba di negara maju. Sebagai contoh, pada akhir 1950-an dan permulaan 1960-an, di Amerika Serikat, B.Conant mengusulkan bahwa yang dapat diterima menjadi calon guru adalah mereka yang tergolong kelompok 20% teratas lulusan high school. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan profesional tentang guru sebagai jabatan profesional, yaitu jabatan yang memerlukan advance education and special training. Agar lahir guru yang berderajat profesional dan tenaga kependidikan yang profesional, maka perlu sistem penyaringan yang ketat untuk menyeleksi calon maba memasuki kampus LPTK. Awal Juli 2009 ini siswa SMA/SMK berebut kursi perguruan tinggi negeri. Pusat pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) lokal Surabaya tahun ini dipusatkan di Unesa. Terdapat banyak perubahan pada model penerimaan maba yang dulu bernama Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) ini. Model tes masuk sistem SNMPTN yang diketuai Rektor Unesa, Pof. Dr. Haris Supratno ini terdapat banyak perubahan. Tes tulis pada SNMPTN ini dilengkapi dengan tes potensi akademik dan tes uji keterampilan. Tes potensi akademik diadakan pada (1-2/7) dan tes uji keterampilan diadakan pada (3-4/7). Tes potensi akademik diadakan untuk mengetahui potensi akademik calon maba. Tes ini dapat memperkirakan apakah calon maba dapat mengikuti materi perkuliahan dan mampu mengembangkan pengetahuannya di pergruan tinggi ataukah tidak. Sementara itu, uji keterampilan diadakan agar calon maba yang tersaring nantinya benar-benar calon maba yang dapat mengembangkan bakat dan minatnya pada bidang studi yang dipilihnya. Uji keterampilan calon maba di Unesa hanya diberlakukan pada calon maba jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, serta jurusan-jurusan di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Tahun ini panitia SNMPTN memberlakukan standarisasi nasional untuk tes uji keterampilan. Semua soal tes uji keterampilan di semua universitas yang memunyai program studi seni dan olahraga, sama. Di FBS, pelaksanaan tes uji keterampilan dipusatkan di dua tempat, yakni Gedung T4 FBS untuk calon maba jurusan Pendidikan Seni Rupa dan gedung pertunjukan Sawunggaling untuk calon maba jurusan Pendidikan Sendratasik (Seni Drama, tari, dan musik). Di jurusan Pendidikan Seni Rupa calon maba yang mengikuti tes sebanyak 129 orang. Tes dilakukan dua hari yakni Jumat dan Sabtu. Hari pertama ditujukan untuk calon maba yang memilih seni pada pilihan pertama dan Sabtu khusus calon maba yang memilih seni pada pilihan kedua atau ketiga. Ada dua tes yang dijalani calon maba jurusan Pendidikan Seni Rupa, yaitu wawancara dan menggambar illustrasi. Begitu juga dengan jurusan Pendidikan Sendratasik, selain wawancara, terdapat pula uji keterampilan berdrama, menari, dan bermusik. Calon maba ini harus memilih salah satu bidang yang mereka pilih untuk menunjukkan bakat mereka pada jurusan Pendidikan Sendratasik. Di jurusan yang mahasiswanya beberapa kali tampil ke luar negeri ini, calon maba yang mengikuti tes sebanyak 190 orang, dengan rincian pilihan pertama 181 orang dan pilihan kedua 9 orang. Ditanya mengenai tes uji keterampilan di FBS, Pembantu Dekan I FBS, Drs. Muhajir, M.Si mengatakan bahwa terdapat peningkatan jumlah calon peserta uji keterampilan SNMPTN pada jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Sendratasik. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ada peningkatan peserta dalam uji keterampilan tahun ini. Pada tahun-tahun lalu jumlahnya tidak pernah sebanyak ini, tahun lalu jumlahnya masih di bawah 100. Sebagian besar calon maba tersebut memilih Unesa baik sebagai pilihan pertama maupun kedua. Saya berharap dengan peningkatan jumlah peserta tes keterampilan di FBS ini akan menimbulkan persaingan yang ketat antarcalon maba, sehingga akan meningkatkan kualitas mahasiswa calon guru ini jelas pria kelahiran Sragen ini. Perbandingan bobot nilai uji keterampilan dan tes potensi akademik pada SNMPTN ini adalah 40:60 dengan alasan mahasiswa tidak dipersiapkan menjadi tukang, namun insan yang selain terampil, juga kreatif dalam mengembangkan pembelajaran. Karena itu potensi akademik juga penting untuk dipertimbangkan, terutama sebagai bekal dalam menyusun tugas akhir/skripsi yang wajib ditempuh mahasiswa. Di FIK, calon maba yang mengikuti tes uji keterampilan berjumlah 1.213 orang. Mereka memilih tiga prodi yaitu Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek), Pendidikan Kepelatihan (Penkep), dan Ilmu Keolahragaan (Ikor). Terdapat jenis tiga tes yang diujikan dalam uji keterampilan yang dimulai pukul 06.30 WIB sampai 17.30 WIB ini, yaitu tes kesehatan, keterampilan, dan kesegaran jasmani Indonesia (pull up, vertikal jump, sit up, 50 M sprint, dan lari 1.200 M untuk putra dan 1.000 untuk putri. Seratus persen calon maba ini memilih Unesa, tidak ada yang tidak memilih Unesa. Sekitar 80% memilih Unesa sebagai pilihan pertama dan 20% sisanya memilih Unesa sebagai pilihan kedua. Saya berharap dengan adanya uji keterampilan ini mahasiswa calon guru ini benar-benar berkualitas baik secara fisik maupun akademik, terang Pembantu Dekan 1 FIK, Nining Widyah Kusnanik, S.Pd., M.Appl.Sc. [alfanita-humas]