Gelaran ilmiah paling akbar bagi mahasiswa semakin mendekat. Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) itu akan dihelat pertengahan tahun ini di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Kelompok mahasiswa yang usulan PKM-nya dinyatakan lulus kelayakan didanai DP2M Dikti kini sedang menjalankan proyeknya. Di sela-sela kesibukannya itu, mereka diminta untuk membagikan inspirasi idenya dalam "Seminar Inspiratif: Proposal PKM JBSI Didanai Dikti 2014". Seminar yang diadakan atas prakarsa komunitas literasi kreatif JBSI dan Himpunan Mahasiswa JBSI ini sengaja dibuat agar makin banyak mahasiswa JBSI yang mendapatkan dana hibah untuk menerapkan ide-ide kreatifnya. Melalui kegiatan ini pula diharapkan kader pegiat literasi kreatif dapat mencari bibit-bibit pejuang PKM hingga ke Pimnas. Seminar inspirasi yang berlangsung selama tiga jam itu dibuka Drs. Benny Herawanto S., M.Pd., Pembantu Dekan III FBS Unesa. "Tahun ini memang tahunnya mahasiswa bahasa Indonesia. Buktinya dari 8 tim PKM FBS yang mendapatkan pembiayaan dari Dikti, 7 di antaranya ialah dari JBSI," terangnya. Usai sambutan resmi, seminar inspirasi ini diawali dengan pemutaran video inspiratif yang dipandu Bayu Dwi Nurwicaksono, alumnus JBSI Unesa yang juga pemrakarsa komunitas literasi kreatif dan mantan finalis Pimnas. Melalui video-video itu Bayu ingin memompa motivasi mahasiswa JBSI yang pada umumnya masih awam dengan PKM. "PKM dapat memberikan nilai plus tersendiri bagi tiap mahasiswa sebab melalui ajang ini secara tidak langsung mahasiswa dapat menyiapkan diri sebagai SDM berkualitas pada era bonus demografi nanti," ujarnya. Memasuki sesi panel I yang dipandu Drs. Jack Parmin, M.Hum., Ilmatus Sa'diyah, mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2011 yang PKM-nya berjudul "Pedoman Pelafalan Baku Bahasa Indonesia Berbantuan Media Audiovisual Bagi Pembelajar BIPAD (Bahasa Indonesia Penutur Asing dan Daerah)" merupakan satu di antara 4 judul PKM yang bernuansa keilmuan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Tiga tim lain yang juga menginspirasi pada sesi panel I ini adalah Izhatulaili, Nike Putri, dan Fierda Kurnia Aditama. Sementara itu, pada sesi panel II yang dimoderatori Drs. Diding Wahyudin, M.Pd., tiga judul PKM yang didanai Dikti itu mengangkat kehidupan kaum minoritas disorientasi LGTB (Lesbian Gay Transgender Biseksual). Satu di antara 3 judul PKM itu disampaikan Laili Purnamasari, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2010. "Saya membuat usulan PKM yang bisa mengubah pola tingkah laku mereka secara bertahap karena saya yakin dalam hati mereka, misalnya waria pasti memiliki suatu keresahan untuk kembali ke kehidupan normal layaknya masyarakat yang lainnya". Tim lain yang juga menceritakan proses kreatifnya pada sesi ini ialah Rosa, Nur Dila, dan Carla. Seminar inspiratif ini secara resmi ditutup Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd. Kajur Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia itu sekaligus juga membuka rangkaian workshop tingkat persiapan bersama (TPB) PKM GT dan AI yang akan dimulai keesokan harinya hingga satu bulan ke depan dengan berbagai kreasi kelas, mulai kelas inspirasi, ekspresi, aksi, hingga kelas monev. Menyambung harapan yang disampaikan Pak Syamsul, Bayu Dwi Nurwicaksono berkata, "Virus mahasiswa Unesa di kampus Lidah Wetan itu adalah rutinitas, berbeda dengan mahasiswa Unesa di kampus Ketintang yang bervirus eksplorasi, ekspresi, dan aksi. Untuk itulah, saya ingin menularkan virus di kampus Ketintang kepada mahasiswa di sini agar tidak terjebak dengan rutinitas," tuturnya mengakhiri acara. (Rizhu/Ayu/Ilma/Byu)