Dr. Urip Zaenal Fanani, M.Pd., selaku ketua panitia menyampaikan bahwa diadakannya simposium dan workshop kali ini sebagai upaya untuk perbaikan pembelajaran yang bermutu agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya dalam bahasa Jepang. Senada dengan pernyataan tersebut, Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd., Rektor Unesa mengatakan bahwa yang terpenting dalam suatu kegiatan adalah essensi. "Ini adalah awal yang bagus, meskipun peserta yang hadir tidak banyak akan tetapi makna dan pembelajaran yang dapat diambil sangat banyak, " ujar laki-laki asal Ponorogo tersebut.
Pada kegitan ini turut hadir Konjen Jepang di Surabaya, Masaaki Takano. Selaku Konjen, Masaaki sangat mendukung kegiatan ini dan berharap ke depan bisa berlangsung secara berkelanjutan khususnya kerjasama baik antara Unesa dengan negera Jepang.
Bertemakan "How to Prepare Professional Japanese Teachers ", acara ini menghadirkan dua pembicara yakni Prof. Dr. Sakamoto Tadashi (Nazang University, Nagoya-Jepang) dan Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M.Litt., dari Unesa yang menjelaskan secara gamblang tentang cara menjadi guru (bahasa Jepang, red.) profesional.
Menurutnya, tips untuk menjadi guru profesional, yakni selalu ingin berubah karena dari hal tersebut dapat membuka kemungkinan untuk menyempurnakan diri secara terus-menerus. "Seorang guru harus rendah hati bukan rendah diri, " jelasnya.
Hari kedua ditutup dengan workshop yang dipandu Prof. Dr. Susanto, M.Pd. (Guru Besar Unesa) sebagai pembicara. Topik yang diangkat adalah Panduan Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peserta dilatih dan diminta untuk bersimulasi mengenai prosedur dan cara melaksanakan PTK. Simulasi itu dilakukan dengan harapan dapat diaplikasikan dengan baik di lapangan. (Zainur Rahman_Humas Unesa)
Share It On: