www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA - Sejumlah dosen dan pakar dari berbagai program studi (prodi) Universitas Negeri Surabaya membahas “Kontribusi Bidang Keilmuan Berbasis Prodi terhadap Penguatan Ilmu Pendidikan” dalam Mimbar Ilmiah yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNESA di Gedung FIP pada Jumat, 17 Juni 2022.
Kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke-58 UNESA dan Bulan Pendidikan FIP tersebut dibuka oleh Ganes Gunansyah sebagai ketua pelaksana dan diikuti sambutan Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Wagino, M.Pd. Mimbar Ilmiah rencananya akan menjadi program rutin tiap Jumat dan bersifat terbuka. Sebagai pengenalan, program ini dilaksanakan pada 17 dan 24 Juni 2022.
Didampingi moderator, pembicara pertama Dr. Amrozi Khamidi, M.Pd., dosen Manajemen Pendidikan yang ternyata memiliki minat di bidang kewirausahaan. Ia menuturkan bahwa kewirausahaan itu dapat menguatkan pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga jenjang perguruan tinggi.
Ia berharap agar semua sekolah dapat menerapkan kewirausahaan untuk meluaskan kemampuan belajar siswa maupun guru, serta membentuk kemandirian lembaga. “Saya berharap agar pendidikan itu dapat seperti rantai makanan yang saling menguntungkan. Dalam artian, nantinya masyarakat dapat terbangun dan menjawab tantangan zaman,” ucap Amrozi.
Pemateri selanjutnya, dosen prodi PGSD, Dr. Wiryanto, M.Sc., menyoroti bagaimana hubungan kurikulum hingga peran guru. Di sini, ia mengajak para audiens yang di antaranya merupakan mahasiswa untuk menjawab pertanyaannya dan menekankan bahwa komponen kemampuan mengajar sangat diperlukan seperti pedagogik, pengetahuan konten, hingga teknologi dalam perubahan zaman. “Pembentukan kurikulum merdeka belajar yang merupakan kebijakan pemerintah guna menutupi learning loss yang terjadi selama pandemi,” ujarnya.
www.unesa.ac.id
Sementara itu, Dr. Rofik Jalal Rosyanafi, M.Pd. mengemukakan penelitiannya tentang konsep andragogi dan petani porang. Petani porang memiliki orientasi belajar yang relevan dengan masalah. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran bisa terjadi seluas-luasnya. Ini menguatkan penelitiannya yang lain tentang belajar untuk bisa mengajar dan mengajar untuk belajar.
Setelah ketiga bahasan yang telah dikemukakan para pemateri sebelumnya, sebagai penutup topik, Dr. Irena Y. Maureen, S.Pd., M.Sc., dosen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan mengemukakan terkait pembelajaran asinkronus yang marah diterapkan akhir-akhir ini. Ada tiga permasalahan yang dikemukakan perempuan yang kerap disapa Irena itu saat diadakannya pembelajaran asinkronous yakni engagement, expression, and collaboration. Masalah yang muncul ini menyebabkan dinding sosial yang tinggi bagi sisi luar maupun dalam mahasiswa.
Mimbar Ilmiah pertama ini tak hanya dihadiri para mahasiswa, tetapi juga dosen hingga jenjang guru besar. Suasana forum tampak hidup menunjukkan reaksi positif dari audiens karena sangat terkait dengan masa depan pendidik yang merupakan bagian dari tujuan atau luaran Fakultas Ilmu pendidikan.
Selain narasumber tersebut, Mimbar Ilmiah yang diselenggarakan selama dua sesi utama di masa pengenalan ini juga melibatkan narasumber lain; Dr. Elisabeth Christiana, M.Pd., Dosen Bimbingan dan Konseling, Dr. Damajanti Kusuma Dewi, S.Psi., M.Si., Dosen Psikologi, Dr. Ruqoyyah Fitri, M.Pd., Dosen PG PAUD, dan Muhammad Nurul Ashar, S.Pd., M.Ed., Dosen Pendidikan Luar Biasa. [HUMAS UNESA]
Penulis: Faizur Rahmatin
Editor: @zam Al’asyiah
Share It On: