www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabya-Muhammad Nurul Ashar, wisudawan S1 Pendidikan Luar Biasa ini berhasil meraih predikat pujian dengan IPK 3.93. Melalui skripsinya yang berjudul “Kajian Deskriptif Pengelolaan Kelas bagi Peserta Didik dengan Spektrum Autis di Sekolah Inklusi Ketintang II 410 Surabaya”, ikut menghantarkan putra pasangan Machmud dan Hartatik ini menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa.
Pria kelahiran Sidoarjo, 16 Agustus 1995 ini mengaku tak pernah membayangkan menjadi wisudawan terbaik. Baginya, kesempatan untuk kuliah dengan beasiswa bidikmisi adalah sebuah anugerah. Ia pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan memanfaatkan kesempatan yang ada dengan baik dengan menorehkan banyak prestasi. Menurutnya untuk sukses dan berprestasi harus ada kerja keras dan ketekunan.
Kesuksesan bisa diraih tentunya dengan usaha keras, giat belajar, latihan, banyak berdoa dan yang pasti doa dari orang tua,” ungkapnya.
Motivasi terbesar Ashar adalah ingin mengangkat derajat orangtuanya. Ayahnya adalah seorang tunarungu (tidak dapat mendengar) dan tunawicara (tidak dapat berbicara). Hambatan ini membuat ayah Ashar hanya mampu menyelesaikan pendidikan sampai tingkat sekolah menengah pertama, sehingga membuatnya sulit untuk mencari pekerjaan. Kini ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dengan gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lima anggota keluarga. Sedangkan Ibunya (Hartatik) merupakan lulusan sekolah dasar yang kini juga banting tulang menjadi buruh cuci untuk menambali kebutuhan lainnya. Latar belakang ekonomi inilah yang justru tidak membatasi mimpi Ashar untuk belajar, dan menempuh pendidikan setinggi mungkin.
Ashar memiliki impian untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Selain itu, pria asal Sidoarjo yang bercita-cita menjadi dosen ini juga memiliki impian untuk membangun pusat layanan terapi untuk autis yang modern. Wisudawan yang pernah mewakili Unesa dalam Student Exchange Pragram di Khon Kaen University Thailand ini cukup aktif dalam mengikuti kegiatan dalam rangka mengembangkan dirinya. Baginya, selama kuliah sangat penting untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri yang bisa melatih sotfskill.
“Selama kuliah alangkah lebih baiknya ikut kegiatan pengembangan diri yang nantinya juga melatih softskill kita dan mengembangkan keterampilan yang kita miliki,” paparnya. (Mezalina)
Share It On: