www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Subdirektorat Mitigasi Crisis Center (SMCC), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menurunkan tim untuk membantu warga yang terdampak banjir lahar dingin di Lumajang pada Kamis, 13 Juli 2023.
Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si., Kasubdit Mitigasi Crisis Center menjelaskan penerjunan tim ke Lumajang ini membawa misi untuk membantu evakuasi, pendistribusian logistik, serta memberikan dukungan psikososial kepada para korban.
“Misi kemanusiaan ini sudah menjadi rutinan tim UNESA ketika ada bencana alam di suatu daerah. Tim kami terdiri dari unsur mahasiswa, dosen dan pakar berbagai bidang keilmuan yang terjun langsung bantu sebagai dukungan kepedulian kita,” ucapnya.
Kepedulian UNESA terhadap korban bencana alam, sebelumnya juga pernah dilakukan di beberapa daerah selain Jawa Timur. UNESA pernah mengirimkan timnya pada gempa di Mamuju Majene, Cianjur, dan sejumlah bencana banjir dan longsor di daerah Jawa Timur dan Madura.
“UNESA akan terus berkomitmen dalam membantu sesama, dan apa yang kami lakukan dapat meringankan beban warga terdampak,” tambahnya.
www.unesa.ac.id
Aghus Sifaq, S.Or., M.Pd., Kasi Kebencanaan dan K3 menjelaskan pihaknya telah mengirimkan tujuh relawan ke salah satu posko bencana di Lumajang. Dia menyebut kondisi di lapangan sangat memprihatinkan, dengan akses penghubung seperti jembatan yang terputus, tanggul yang jebol, dan banyak rumah warga yang mengalami kerusakan berat.
“Masyarakat yang terdampak lumayan banyak, apalagi yang kehilangan rumahnya tentu mengalami tingkat stres yang sangat tinggi. Selain kerugian materiel, tetapi juga mempengaruhi kesejahteraan emosional dan psikologis,” ujarnya.
Pria yang kerap disapa Sifaq ini, menerangkan ada beberapa program yang mereka lakukan di posko. Selain memberikan bantuan sembako, pihaknya memprioritaskan dalam bantuan psikologis baik anak-anak maupun dewasa.
Pendekatan pertolongan pertama psikologis atau psychological first aid yang diberikan bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada mereka yang mengalami stres akibat bencana.
Selain psikologis, bantuan penanganan cedera juga dilakukan. Hal itu dilakukan untuk memberikan penanganan awal untuk cedera fisik yang mungkin dialami oleh korban bencana. Pertolongan ini dalam bentuk message yang mengurangi ketegangan dan mempercepat proses pemulihan cedera.
“Karena kami sudah terbiasa bekerja cepat sigap tanggap dalam merespon bencana, jadi persiapannya sudah terencana dengan koordinasi bersama pihak terkait di lokasi,” tambahnya. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim SMCC
Share It On: