Hampir setiap tahun kita dikejutkan dengan peringkat literasi membaca, sains, dan matematika siswa Indonesia yang tergolong rendah di dunia. Padahal literasi tiga bidang itu akan membekali pengetahuan dasar anak terhadap kehidupannya. Tahun 2014 mendatang, empat mahasiswa pegiat literasi dari Unesa terpilih mengikuti pelatihan pelaksana survei penilaian membaca kelas awal dan potret efektivitas manajemen sekolah di Indonesia. Keempat mahasiswa itu adalah Sumirah Butet, mahasiswa S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ariesta Bagus, mahasiswa S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra (Indonesia), Fafi Inayatillah, mahasiswa S-3 Pendidikan Bahasa dan Sastra (Indonesia), dan Bayu Dwi Nurwicaksono (S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia UPI, eks S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa).
Mereka berhasil masuk dalam empat kuota asesor wilayah Jawa dan Bali yang lulus dari kawasan Jawa Timur. Kuota empat besar itu merupakan hasil seleksi administrasi, wawancara, dan simulasi yang diadakan Myriad-USAID, organisasi riset berfokus dalam bidang pendidikan yang berpusat di Jakarta. Atas keberhasilan itu, mereka akan difasilitasi mengikuti pelatihan selama 10 hari di Jakarta pada 22 31 Januari 2014 mendatang. Setelah dilakukan evaluasi pada pelatihan itu, mereka akan melalui tahap piloting uji coba instrumen penelitian ke region sesuai dengan penempatan. Melalui piloting itu diharapkan saat pengumpulan data pada 10 Maret 20 April 2014 mereka dapat menjalankan tugasnya sebagai asesor dengan baik dan lancar.
Instrumen penelitian Early Grade Reading Assesment (EGRA) ini merupakan asesmen yang telah diakui secara internasional validitasnya di banyak negara di seluruh dunia. Hasilnya secara konkret dimaksudkan untuk mendeskripsikan kemampuan membaca siswa SD kelas awal (kelas 1 hingga 3). Terdapat enam indikator untuk mengukur kemampuan membaca anak-anak, yakni (1) membaca huruf, (2) membedakan bunyi awal, (3) membaca kata bermakna, (4) membaca kata tidak bermakna, (5) kelancaran membaca kalimat dan membaca pemahaman berdasarkan teks yang dibacakan, serta (6) menyimak. Profil kemampuan membaca siswa itu nantinya akan merefleksikan dan meresolusi efektivitas manajemen sekolah berbasis literasi. (Byu)
Share It On: