www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA--Komitmen menjadi world class university atau WCU terus ditunjukan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Salah satu yang gencar ditingkatkan kampus 'Rumah Para Juara' yaitu publikasi ilmiah di berbagai jurnal bereputasi.
Mendukung upaya itu, lewat Direktorat Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah, UNESA menyelenggarakan Sosialisasi: Optimalisasi Database Scopus dan Science-Direct secara daring pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas, Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D., menyampaikan, bahwa UNESA berkomitmen menjadi WCU dan bisa masuk 500 top kampus terbaik dunia.
Menuju ke sana, lanjutnya, UNESA memiliki beberapa pekerjaan rumah, salah satunya soal publikasi di jurnal bereputasi yang harus terus ditingkatkan per tahunnya. Tahun ini saja, UNESA memiliki sekitar 264 publikasi di Scopus.
"Dengan berlangganan database Scopus dan Elsevier diharapkan bisa dimanfaatkan sivitas akademika semaksimal mungkin untuk mendapat literatur untuk penelitian dan menganalisis tren penelitian apa di bidang keilmuan masing-masing," ucapnya.
Selain itu, bisa digunakan sebagai bahan evaluasi atau acuan capaian publikasi ilmiah untuk pemeringkatan. "Alhamdulillah, database ini kita dapatkan dari dana penguatan mulai dari Liga IKU, dan project equity. Mudahan ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan publikasi UNESA," bebernya.
Customer Consultant at Elsevier Asia Pacific (APAC), Johan Jang pada kesempatan itu menyampaikan seputar Elsevier, Database Scopus dan Science-Direct. Elsevier, lenjutnya, merupakan perusahaan penerbitan terbesar bidang sains di dunia. Mereka memiliki publikasi dalam bentuk jurnal dan buku yang bisa dilihat di science-direct.
"Memang science-direct ini eksklusif untuk terbitan-terbitan dari Elsevier," ucap Johan Jang.
Dia melanjutkan, Elsevier bertransformasi menjadi perusahaan analisis informasi global yang memiliki banyak software analytic, seperti research analytic yang kemudian dibuat dalam wujud Scopus dan belakangan ada Mendeley, Pure, lalu Digital Commons untuk editor jurnal dan lain sebagainya.
Dia menambahkan, science-direct merupakan database untuk jurnal dan buku-buku yang diterbitkan Elsevier. Setelah sudah berlangganan di database tersebut, seluruh sivitas akademika baik dosen maupun mahasiswa UNESA bisa mengakses berbagai artikel maupun buku secara gratis.
"Science-direct isinya rata-rata di Q1 dan Q2 atau 85 persen publikasinya di Q1 dan Q2, sehingga memang kualitasnya sangat baik untuk menunjang riset dan publikasi perguruan tinggi. Ada sekitar 2500 jurnal di Science-direct dan memiliki berjuta-juta artikel," bebernya.
Direktur Inovasi, Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah, Prof. Nadi Suprapto, M.Pd., Ph.D., mengharpakan dengan sosialisasi ini, diharapkan publikasi ilmiah di UNESA dapat lebih meningkat. Dia mendorong adanya pemetaan terkait kerja sama dan kolaborasi antara dosen dengan instansi lain yang kemudian nantinya menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan impact UNESA.
"Tak hanya itu, bimbingan S-3 dan S-2 diharapkan dapat mengoptimalisasi database yang ada di Scopus sebagai data sekunder dalam penelitian. Ini dapat berpengaruh luar biasa terhadap sitasi yang akan diperoleh. Semoga dengan ini warga UNESA, dosen dan mahasiswa bisa makin produktif melahirkan karya publikasi bereputasi," ucapnya. []
***
Reporter: Nazilatul Maghfiroh
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: