Demikian ungkap Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. dalam seminar nasional bertema "Intercorrelation Parenting Education to Children's Building Character" di Gedung Serba Guna (GSG) Unesa Kampus Ketintang, Minggu (19/2). Lebih lanjut, ia memaparkan, PE tak bermaksud menggurui, justru solusi mengatasi persoalan para orang tua mengupayakan pembangunan karakter anak. Karakter dinilai penting untuk anak. Tanpa itu, seseorang tak dapat hidup di lingkungan masyarakat dengan baik. Sebagai contoh, sepintar apapun seseorang bila tak berkarakter akan sulit mendapat pekerjaan. Begitu sebaliknya. Untuk itu, anak perlu dibekali keduanya.
Menurut Samani, berbagai hal dapat dilakukan untuk merealisasikan PE. Sebagai contoh, sering menjumpai anak yang kebingungan saat sekolah. Di sekolah, anak-anak diberi tahu tata cara sebelum tidur. Sebaliknya, di rumah pun anak-anak diajari tata cara yang baik oleh orang tuanya. Dari kedua tempat itu ditemukan ada perbedaan tata cara. Dengan dua kebiasaan yang berbeda antara di sekolah dan rumah, anak-anak menjadi bingung. Itulah contoh dari pentingnya PE. Jika ada penyamaan norma di sekolah dan di rumah, anak tak akan mengalami kebingungan. Jika sudah sinergi antara keduanya, pembentukan karakter pun bisa tercipta baik. Alia_Humas Unesa
Share It On: