Untuk mendorong bangkitnya Unesa menjadi pusat pengembangan budaya literasi, 17 alumni Unesa menulis buku "Pena Alumni: Membangun Unesa Melalui Budaya Literasi" (2013) dengan dana iuran bersama. Sebagai wujud kepedulian alumni, buku ini akan diserahkan kepada seluruh pimpinan Unesa, yang secara simbolis diserahkan oleh perwakilan penulis (Eko Prasetyo) kepada Rektor Unesa, pada saat upacara Dies Natalis (19/12/2013) ini.
Buku Pena Alumni, Membangun Unesa Melalui Budaya Literasi digawangi para alumnus IKIP Surabaya (Unesa) yang memiliki reputasi cemerlang di bidang masing-masing. Ide penulisan buku yang ditujukan sebagai kado dies natalis ke-49 almamater dan kado HUT ke-62 Rektor Unesa Prof Muchlas Samani itu muncul di milis alumni.
Moderator milis alumni Keluarga Unesa, Moh. Ihsan yang kali pertama mencetuskan wacana penulisan buku ini. Dukungan mengalir. Sayangnya, Ihsan yang kini menjabat Sekjen Ikatan Guru Indonesia (IGI) justru tidak urun tulisan. Pada 2011, sebenarnya digagas penulisan buku Surat untuk Almamater yang digawangi alumnus muda Unesa, Bayu Dwi Nurwicaksono. Tujuannya sama: kado dies natalis almamater. Namun, karena jumlah penulis belum memenuhi target, buku itu belum terwujud.
"Buku Pena Alumni setidaknya bisa mengisi absennya Surat untuk Almamater. Sebagai editor, saya tentu memiliki kewajiban untuk 'memalak' tulisan dari para pengarang kondang di kalangan alumni IKIP Surabaya. Salah satunya 'membajak' Kompasianer yang tengah naik daun Moch. Khoiri, dosen creative writing jurusan bahasa dan sastra Inggris Unesa. Selain itu, dukungan moral berdatangan. H. Bahtiar yang akrab disapa Mas Habe ikut mengompori para anggota milis alumni agar menulis di buku ini. Satria Dharma siap menyumbangkan uang untuk membantu biaya cetak buku. Cak Sol, mantan redaktur senior Jawa Pos dan Sindo, berjanji meresensi buku ini di surat kabar.
Barisan jurnalis senior seperti Sirikit Syah, Rukin Firda, dan Hartoko ikut turun gunung. Hadirnya Prof Luthfiyah Nurlaela dan Prof Lies Amin Lestari menambah kekuatan buku Pena Alumni. Yang luar biasa, pegiat literasi yang aktif mendampingi para buruh migran di Hongkong, yakni Pratiwi Retnaningdyah, menyumbangkan tulisan tentang pentingnya menciptakan forum akademik yang egaliter. Tiwik, sapaannya, yang kini tengah menempuh pendidikan S-3 di University of Melbourne benar-benar menggelorakan semangat Pena Alumni.
Selain itu, Eko Prasetyo juga akan menyerahkan buku-buku penyerta "Pena Alumni" kepada Rektor. Adapun penulis yang menyumbangkan karya-karyanya untuk Unesa adalah Sirikit Syah, Eko Prasetyo, Habe Arifin, Luthfiyah Nurlaela, Lies Amin Lestari, dan Much. Khoiri. (Eko/Byu)
Share It On: