SURABAYA. Millenium Development Goals (MDG's) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB. Jawa Timur, sebagai salah satunya, dalam pencapaian MDG's telah berperan aktif dalam upaya penegntasan kemiskinan dan pemberantasan buta aksara. Secara tuntas pembahasan MDG's ini tengah disajikan apik dalam Talk Show Semanggi di TVRI Jawa Timur bersama Prof. Dr. Muchlas Samani (Rektor Universitas Negeri Surabaya), Edi Purwanto (Staf Gubernur Jawa Timur), Noer Tjahyo, S.E., M.Si (Bupati Sampang), Samsul Arifin (Direktur Bank Jatim), dan Suroso, Direktur Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Jawa Timur, pada Rabu malam (5/1).
Dua aspek penting dalam pencapain MDG's adalah pengentasan kemiskinan dan pemberantasan buta aksara. Kalkulasi buta aksara saat ini masih memprihatinkan. Universitas Negeri Surabaya (Unesa) selalu berperan aktif dalam program pengabdian masyarakat sebagai salah satu implikasi Tri Dharma Pendidikan, yaitu melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN). KKN membantu masyarakat di desa dengan berbagai hal. Misalnya melalui aplikasi teknologi tepat guna seperti penjenuhan air, anyam bambu dan pengelolaan ikan lele di Pengasih, Kulon Progo, yang dibawa, dikenalkan dan diterapkan dalam masyarakat melalui pemberdayaan bahan lokal secara efisien. "Mahasiswa yang KKN merancang kabupaten binaan melalui pembinaan yang berkesinambungan dan menjadi motivator sebagai agent of change. Selain itu, Unesa sebagai LPTK juga memotivasi guru-guru untuk melakukan penyetaraan S-1 dan menyiapkan pola pembinaan untuk guru berprestasi yang potensial ke jenjang berikutnya," papar Prof. Dr. Muchlas Samani.
Kampus yang saat ini memiliki 23.000 mahasiswa ini, memiliki pola berbeda dalam pola pembinaan calon guru dan guru penyetaraan, karena guru binaan guru penyetaraan lebih didasarkan pada aplikasi S-1. Hal ini sejalan dengan banyaknya jumlah pondok di jawa Timur yang mencapai 6003, tetapi hanya mamiliki tenaga pendidik yang belum semuanya bergelar sarjana.
Sampang sebagai salah satu kabupaten yang telah melakukan Mou dengan Unesa dalam rangka KKN dalam pengentasan kemiskinan, saat ini merupakan kabupaten yang paling cepat mengantaskan kemiskinan. "Kami telah mampu mempersempit angka kemiskinan di Sampang dari 50,12% turun menjadi 30,09%. Prestasi luar biasa ini mendapat apresiasi dari Gubernur Jatim. Hal ini tidak lepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat Sampang dengan melakukan pengentasan kemiskinan melalui public awareness, reformasi birokrasi dan perbaikan infrastruktur," ungkap Noer Tjahyo, S.E., M.Si, Bupati Sampang.
Andil perbankan dalam MDG's tidak kalah penting. Dalam kaitannya dengan pemerdayaan masyarakat, Bank Jatim, BPR, dan koperasi telah meluncurkan program baru guna membantu kebutuhan finansial masyarakat dengan cara memberikan berbagai jenis kredit. Kredit tersebut diantaranya Krida Mas untuk masyarakat kurang mampu dan Pundi Rakyat untuk wirausaha baru yang dikelola oleh koperasi wanita. Koperasi ini juga memberikan kredit khusus bagi mahasiswa fresh graduate dengan aguna ijazah. Selain itu juga diberikan Jamkrida yaitu jaminan kredit di daerah yang baru pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan millenium (MDG's) yang harus dapat tercapai pada tahun 2015 pada umumnya dan juga untuk mencapai tujuan pembangunan Provinsi Jawa Timur pada khususnya, penanganan kemiskinan dan pemberantasan buta aksara memerlukan action dan kerja keras semua pihak, komitmen dari pemerintah dan partisipasi dari masyarakat.
[Wahyu Nurul Hidayati_Humas]
Share It On: