www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA- Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan seminar Pendidikan Karakter untuk mahasiswa penerima beasiswa KIP-K angkatan 2020. Jumlah mereka sekitar 310 mahasiswa. Kegiatan tersebut diadakan sebanyak empat gelombang dengan menghadirkan berbagai pakar, akademisi hingga praktisi sebagai pembicara dan ajak generasi UNESA menjadi pelopor dan penggerak kemajuan bangsa.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Agus Hariyanto, M.Kes saat membuka kegiatan menyatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran generasi bangsa akan pentingnya karakter dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karakter merupakan profil personal atau individu yang dalam implementasinya dapat membentuk karakter kolektif suatu bangsa. “Bangsa yang besar dan maju dipengaruhi oleh karakter warga negaranya,” ujarnya.
Dengan kata lain, kegiatan tersebut adalah upaya UNESA untuk meningkatkan soft skill mahasiswa agar mampu dan tanggung mengaruhi zaman dan menjadi pemain kunci kini dan nanti. Menurutnya, kunci sukses abad ini terletak pada generasi yang memiliki hard skill yang mumpuni dan soft skill yang bagus. Soft skill itu berkaitan dengan karakter atau dalam istilah lainnya disebut 4C yaitu communication, collaboration, critical thinking dan creativity. “Saya harap, mahasiswa UNESA tidak hanya pintar dan ahli saja, tetapi juga jujur dan disiplin serta dapat dipercaya,” harapnya.
Salah satu pemateri pada sesi pertama dan gelombang pertama, Aan Anshori, S.H.,M.H., Koordinator Jaringan Islam Anti-Diskriminasi dan Pegiat Roemah Bhineka menyatakan bahwa persoalan sentimen agama selama ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, penganut agama cenderung menggunakan cara pandang ‘pembeli’ atau buyer. Artinya, cara pandang yang memosisikan diri atau kelompok sendiri lebih unggul dari yang lain.
Kedua, juga bisa disebabkan karena stereotip negatif terhadap agama lain, seperti menganggap agamanya lebih benar dan lebih baik sementara agama lain lebih rendah dan kafir dan lain sebagainya. Kemudian, ketiga, prejudice yaitu tidak keberatan kalau orang minoritas didiskriminasi. Tiga hal itu dapat mendorong orang beragama tetapi melanggengkan kekerasan dan diskriminasi atas nama agama.
“Lantas kita mau beragama seperti apa,” tukasnya. Menurutnya dalam lingkup kehidupan bermasyarakat dan bernegara, baiknya model beragama yang dikembangkan yaitu dalam bentuk meyakini agamanya BENAR (bukan PALING) tanpa harus memandang agama lain lebih rendah (‘sejajar’). Karakter yang perlu dimiliki adalah karakter Pancasila. Artinya karakter yang semakin bergama, semakin memanusiakan manusia secara adil dan beradab,” tegasnya.
Sementara itu, Ima Fitananda Amelia Putri, S.AB., Duta Anti Narkoba dan Entrepreneurs pada sesi yang sama menuturkan bahwa mahasiswa adalah barisan intelektual yang menjadi pagar yang bergerak di lapangan untuk memperkokoh negara dan bangsa masa kini dan yang akan datang. Harapan bangsa ada di tangan anak-anak muda. Karena itu, tugas anak muda dan generasi bangsa adalah terus belajar dan mengembangkan diri serta mengimplementasikan ilmu dan keterampilannya untuk membawa manfaat yang baik bagi kemajuan masyarakat.
Belajar dari para pengguna yang telah sadar, menggunakan narkoba tidak ada yang bisa dibanggakan, justru itu dapat merusak masa depan. Tidak hanya merusak diri sendiri, tetapi juga keluarga besar, bisa menjadi masalah di masyarakat dan problem juga buat negara. Narkoba tidak bisa dicoba-coba, sebab taruhannya adalah masa depan. “Masa depan kita sendiri, masa depan negara juga. Ingat, ketika sudah terjerat narkoba, berpotensi menyeret penggunanya ke arah kejahatan atau bentuk kriminal lainnya,” terangnya. “Dari pada mencoba-coba hal yang merusak diri dan bangsa, mending belajar dan berkarya untuk masa depan yang lebih baik,” ajaknya.
Kegiatan Pendidikan Karakter tersebut diadakan sebanyak empat gelombang. Gelombang pertama diadakan pada 08-10 Oktober 2021 yang menghadirkan pembicara berikut: 1) Aan Anshori, S.H., M.H., Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi dan Pegiat Roemah Bhineka. 2) Ima Fitananda Amelia Putri, S.AB., Duta Anti Narkoba dan Entrepreneurs. 3) Ahmad Wahyudi, S.Hut., UPT. Taman Hutan Raya Raden Soerjo Dinas Kehutanan Propinsi Jatim. 4) Dr. Heri Santoso, M.Hum., Sekretaris Umum Kajian Pancasila dan Kebangsaan Indonesia. 5) Dian Novianthi, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Anti Korupsi (KPK). 6) AKBP Bambang Agus S, SH, MM., Kasubdit IV Ditintelkam Polda Jatim. 7) Gama Triono, S.P., Direktur Eksekutif Daerah PKBI Yogyakarta.
Kemudian gelombang kedua diadakan pada 15-17 Oktober 2021 dengan menghadirkan narasumber berikut: 1) Fabio Nanda Adinegoro, Duta Anti Narkoba Jawa Timur. 2) Yudi Latif, MA. PhD., Tokoh dan Pemikir Kebangsaan, serta Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). 3) RM Wiwied Widodo, S.Hut, M.Sc Kepala Bidang KSDA Wilayah II Balai Besar KSDA Jawa Timur Ditjen KSDAE, Kementerian LHK. 5) Dr. Heri Santoso, M.Hum., Sekretaris Umum Kajian Pancasila dan Kebangsaan Indonesia. 6) Wawan Wardiana Plt Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK. 7) IPTU Hari Suprayitno, SH, MH., Subdit IV Ditintelkam Polda Jatim. 8) Priskilla Narendra Wijaya, Koordinator Program Remaja PKBI Daerah Jawa Timur.
Selanjutnya, gelombang tiga diadakan pada 22-24 Oktober 2021. Adapun pemateri yang hadir yaitu; 1) Ima Fitananda Amelia Putri, S.AB. 2) Dra. Heruwati Sulistyaningyas, M.M., MBA., CEO & Founder Hati Bening Progressive. 3) Dr. Hero Marhaento, S.Hut., M.Si., dari Fakultas Kehutanan UGM. 4) Dr. Supianto. M,Pd., Kepala The Republik Institut Jateng. 5) Adnan Topan Husodo, Koordinator ICW. 6) Amirul Mukminin, S.Pd., Subdit IV Ditintelkam Polda Jatim. 7) Dr. Marcia Soumokil, M.PH., Direktur IPAS Indonesia.
Terakhir, gelombang empat dihelat pada 29-31 Oktober 2021. Narasumber yang hadir sebagai berikut: 1) Kepala BNN Jawa Timur. 2) Fransiska Hartati Triwidya, Fasilitator Nasional Campus Peace Movement. 3) Dr. Nur Arifatul Ulya, S.Hut, M.E., Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Palembang. 4) Dr. Heri Santoso, M.Hum., Sekretaris Umum Kajian Pancasila dan Kebangsaan Indonesia. 5) Niken Ariati, Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi. 6) BRIPKA Anggriawan Andika Putra, SH MH., Subdit IV Ditintelkam Polda Jatim. 7) Zahrotul Ulya, S.Kep., MM., Direktur Eksekutif PKBI Daerah Jawa Timur. Acara berjalan lancar dan sukses. [Humas UNESA]
Share It On: