Prof. Dr. Ismet Basuki, M. Pd memulai diskusi dengan memaparkan realitas pendidikan sejarah yang perlu penyatuan fakta sejarah bukan menjadikan sejarah sebagai sebuah hal abstrak bagi peserta didik. Hal ini juga berguna untuk menyatukan pemikiran terhadap sejarah serta menghindari multiple paradigma. "Dalam kurikulum 2013 peranan teknologi sangat berpengaruh, dan seorang guru harus bisa memilah dan memaparkan sejarah yang benar dan tidak menyesatkan," paparnya.
Menurut Prof. Ismet, pengajaran sejarah harus dikembangkan dengan strategi pengajaran menyenangkan bukan lagi pengajaran menghafal yang mengakibatkan siswa bosan. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubah narative education menjadi problem solving education sehingga sebuah sejarah mampu memberikan pengajaran terhadap kehidupan di masa sekarang, ataupun masa depan.
I Hanan Pamungkas menambahkan, dalam proses pembelajaran, perlibatan peserta didik dalam mengkaji sejarah sangat penting untuk membentuk kepekaan dan inspirasi peserta didik. Selanjutnya, Fauzan Abadi mengemukakan bahwa pesan moral setiap materi sejarah harus membentuk karakter bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya, dan menjadikannya landasan dalam bersikap.
"Guru hebat adalah guru yang mampu mendemonstrasikan dan menginspirasi siswa dan menjadi inspirator dalam pengajaran sejarah," ungkap Fauzan. (Zaki/SH)
Share It On: