www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id. SURABAYA—Dalam rangka Dies Natalis ke-12, Confucius Institute (CI) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menyelenggarakan Seminar Internasional Mandarin secara hybrid di Gedung T2, FBS, Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Sabtu, 28 Oktober 2023.
Kegiatan yang dirangkai dengan Mandarin Festival VIII 2023 ini dihadiri Konsulat Jenderal (Konjen) RRC di Surabaya, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Beijing, pihak Central China Normal University (CCNU) Tiongkok, dan pimpinan universitas dan fakultas. Selain itu, juga dihadiri para mitra, dan sivitas akademika UNESA.
Dalam sambutannya, Direktur CI UNESA, Sueb, S.Pd., M.Pd., menjelaskan, Confucius Institute (CI) UNESA merupakan salah satu yang paling tua di Indonesia dan satu di antara sembilan CI yang ada di Indonesia bermitra dengan salah satu kampus terbaik Tiongkok, Central China Normal University (CCNU).
“Kami sangat bangga menjadi bagian dari satu diplomasi ini. Mudahan kami bisa menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya,” ucapnya.
CI UNESA, lanjut Sueb, merupakan salah satu CI dan titik ajar terbesar di Indonesia. Tahun ini saja, untuk prodi Mandarin yang berada di titik ajar CI UNESA menerima lebih dari 200 mahasiswa. Angka ini lebih banyak lagi jika ditambah dengan siswa mitra mereka yang ada di sekolah dan lembaga pendidikan.
Banyaknya para mahasiswa dan siswa tersebut menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap CI UNESA. Dia sangat berharap, CI UNESA tidak hanya menjadi pusat pembelajaran bahasa dan budaya Mandarin, tetapi juga mampu memberikan dampak yang lebih luas sebagai bagian dari solf diplomacy antara pemerintah Indonesia-Tiongkok di bidang pendidikan, kebudayaan, ekonomi.
“Tentunya ini juga bagian dari upaya kami meningkatkan sumber daya manusia yang di Indonesia dan Tiongkok,” kata Sueb.
www.unesa.ac.id
Hadir secara luring, Konjen RRC di Surabaya, Lai Dan mengatakan, CI UNESA merupakan Confucius Institute pertama yang berada di wilayah konsulat KJRI Surabaya, juga merupakan satu-satunya Confucius Institute di Central China Normal University di Asia.
Setelah 12 tahun berdirinya terus mempromosikan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia. CI UNESA memberikan kontribusi yang sangat besar. Dia menekankan, Confucius Institute tidak hanya untuk Tiongkok, tetapi juga untuk Indonesia, dan untuk seluruh dunia.
"Saya berharap CI lebih berkembang dalam mempromosikan dan menerapkan konsep dua negara juga bersama-sama membangun komunitas Tiongkok-Indonesia dengan tujuan untuk masa depan bersama. Komitmen kita mempromosikan pengembangan lebih lanjut hubungan antara kedua negara baik dalam Pendidikan maupun budaya," ucapnya.
***
Yudil Chatim, Atdikbud KBRI di Beijing, mengatakan, kerja sama Indonesia-Tiongkok membuka peluang pendidikan yang tidak hanya membuka kesempatan karir, tetapi juga memperkaya pengalaman budaya dan bahasa.
"Semakin banyak putra-putri Indonesia yang memahami bahasa dan budaya Tiongkok, semakin besar kesempatan untuk terlibat dalam kerja sama internasional dan berkontribusi pada pembangunan kedua negara," ucapnya.
Dia menambahkan, ada kerja sama terbaru Indonesia-Tiongkok di bidang pendidikan vokasi yang melibatkan UNESA. Ada program 1+1+1 bagi mahasiswa diploma 3 yang memungkinkan mahasiswa menghabiskan 1 tahun belajar di Indonesia, 1 tahun belajar di Tiongkok, dan 1 tahun magang di industri.
Selain itu, untuk mahasiswa program sarjana, ada program 2+2, yaitu 2 tahun belajar di Indonesia dan 2 tahun di Tiongkok. Kedua program ini akan mendapatkan 2 ijazah dan memungkinkan para mahasiswa mengikuti kursus bahasa Tiongkok saat belajar di Indonesia.
"Terima kasih banyak atas perhatian Anda semua. Mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik melalui kerja sama pendidikan yang erat antara kedua negara,” imbuh Yudil Chatim dalam sambutannya.
Pada kesempatan itu, CI UNESA juga menandatangani MoU kerja sama dengan sejumlah mitra, mulai dari Yayasan Pendidikan Cheng Ho, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Stikes Hang Tuah Surabaya, Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah Surabaya, hingga Yayasan Pendidikan Metta Surabaya.
Salain itu, CI UNESA juga memberikan penghargaan kepada sejumlah mitra kerja sama. Pengargaan yang diserahkan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Madlazim, M.Si., dan Dekan FBS Syafi’ul Anam, Ph.D., itu merupakan bentuk apresiasi atas kerja sama dan kolaborasi yang sudah dilakukan selama ini.
Adapun mitra yang bersinergi dengan CI UNESA di antaranya; Untag, Little Sun School, Yong Chun Chinese Language Centre, Xin Zhong School, Yayasan Pendidikan Cheng Ho, Poltekkes Kemenkes Surabaya, Stikes Hang Tuah Surabaya, Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU Khadijah Surabaya, dan Yayasan Pendidikan Metta Surabaya.
Seminar Internasional Bahasa Mandarin kali ini dihadiri narasumber; Prof. Chen Wen Qiang dari dari Universitas Tsinghua, Zhang Fang, Prof. Dr. Subandi M.A dari UNESA, dan Cicik Arista M.TCSOL dari UNESA. Mereka mambahas materi seputar tema “"Unlocking The Digital Era: Navigating Mandarin Learning's Opportunities and Challenges".
Sebagai tambahan, Direktur CI UNESA Sueb menegaskan, CI UNESA didirikan bukan milik UNESA. Namun, milik Yayasan Pemerintah Tiongkok yang berkantor di UNESA dan mengayomi beberapa titik ajar baik di kampus, sekolah, dan LBB mitra sekitar. []
***
Reporter: Diah Asri
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: