Akbar Pratama, peserta tunadaksa didampingi dua mahasiswa pendamping dari PLB; Mutia Juli Saputri dan Steffany Amelia menuju lokasi tes UTBK.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Tekad dan perjuangan masuk perguruan tinggi negeri melalui tes Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tidak hanya ditunjukkan peserta nondisabilitas, tetapi juga mereka yang disabilitas.
Hal itu terlihat pada UTBK sesi ketiga di UNESA yang diikuti sebanyak sembilan peserta disabilitas pada Kamis, 2 Mei 2024. Mereka hadir membawa semangat dan harapan bisa diterima di prodi dan kampus impiannya masing-masing.
Perjuangan masuk PTN salah satunya ditunjukkan Pria Asmara Dewa. Peserta asal Kenjeran, Surabaya ini menceritakan persiapannya mengikuti tes tersebut. "Banyak yang sudah saya siapkan, mulai dari mencari materi apa saja yang diujikan. Saya juga dibantu saudara dan belajar secara mandiri juga," ungkapnya.
Selama persiapan, dia kerap belajar dengan memanfaatkan platform pemutar video daring seperti YouTube dan sebagainya. Setiap hari dia mempelajari beberapa materi dengan bantuan aksesibilitas di gawainya yang memudahkan dalam belajar.
Dewa, sapaan akrabnya, memilih prodi S-1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan S-1 Bimbingan Konseling (BK) pada seleksi ini. Pemilihan prodi itu tidak asal, dia memiliki tujuan tertentu. S-1 PLB memiliki sejarah yang bagus dalam menjaring mahasiswa yang memiliki keterbatasan, sehingga dia sangat tertarik untuk kuliah di prodi tersebut.
Nuning Indra Susanti memberikan dukungan penuh kepada anaknya, Dewa yang mengikuti tes UTBK di Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
Nuning Indra Susanti, ibunda Dewa menyebut putranya sangat antusias menyambut UTBK. Ini pengalaman yang sangat berarti dalam mendampingi anak pertamanya itu.
"Awalnya dia memang sedikit pesimis, tapi keinginan taunya dari beberapa teman dan sepupunya tentang kuliah ini mendorong semangatnya dalam ikut seleksi ini. Saya juga mendampingi dan memberikan motivasi," ungkapnya.
Di tengah kesibukannya mengajar anak-anak disabilitas tunanetra lainnya dalam membaca huruf braille atau sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh tunanetra, anaknya selalu menyempatkan diri untuk latihan menjawab berbagai skema soal.
"Dewa termasuk anak yang gemar berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Dia gemar sekali bermain musik salah satunya bass yang sering diundang tampil di acara besar oleh Wali Kota Surabaya," beber Nuning Indra Susanti sembari menunggu anaknya selesai ujian.
Antusiasme ikut UTBK juga diperlihatkan Akbar Pratama, peserta tunadaksa yang hadir menggunakan kursi roda. Peserta asal Benowo, Surabaya Barat ini memiliki tekad kuat untuk kuliah dan mengembangkan diri di perguruan tinggi.
"Awalnya sempat tidak semangat, tetapi setelah dapat informasi kalau ada kampus yang ramah disabilitas dan ada pendampingnya, saya tertarik untuk kuliah dan ikut tes hari ini. Semoga hasilnya maksimal," ucapnya.
Akbar, sapaan akrabnya, mengaku sangat ingin kuliah di UNESA dengan memilih prodi S-1 Psikologi atau S-1 Pendidikan Sejarah. Karena itu, dia melakukan persiapan jauh-jauh hari. Dia berharap, hasilnya hari ini bisa membawanya menjadi mahasiswa UNESA. []
***
Reporter: Tarisa Adistya (FBS) dan Muhammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
"Saya memilih prodi BK karena termotivasi mengembangkan karakter pelajar yang menurut saya agak melenceng dari nilai moral. Saya ingin belajar tentang itu dan mendalaminya, juga untuk memperkuat karakter saya sendiri," ucapnya.
Share It On: