Dibutuhkan pemimpin dan aparat birokrasi dengan gaya kepemimpinan yang baik agar mampu melakukan perubahan mendasar dalam dunia pemerintahan untuk menghadapi ASEAN Community 2015. Hal itulah yang melatarbelakangi penyelenggaraan kuliah tamu bertajuk Taking responbility for building competitive community toward ASEAN community 2015 yang disampaikan Zainal Abidin Sanusi, Ph.D., Wakil Direktur Akademi Kepemimpinan Pengajian Tinggi Malaysia di hadapan mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unesa pada Rabu (18/9). Melalui tema ini diharapkan para peserta dapat memahami bagaimana setiap individu mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang dapat berkompetisi dengan masyarakat global khususnya negara-negara di Asia Tenggara. Kita harus mengambil tanggung jawab untuk membangun kompetisi dalam komunitas ASEAN sebab sebagai bagian dari ASEAN. Indonesia dan Malaysia harus memberikan sumbangsih nyata terkait dengan isu isu global. Nah, di situlah dosen berperan sebagai fasilitator dalam diskusi isu-isu publik di lingkup ASEAN, ungkapnya. Anggota ASEAN telah sepakat bahwa ASEAN Community mencakup Political-Security Community, Economic Community, dan Socio-Cultural Community. Penyiapan untuk menuju ketiga komunitas tersebut mencakup aspek yang sangat kompleks sehingga diperlukan sinergisitas yang baik. Perwujudan sinergisitas ini utamanya harus digerakkan oleh pemerintah sebagai prime mover dengan membangun berbagai instrumen yang dapat digunakan oleh dunia usaha dan masyarakat untuk berpartisipasi mewujudkan ASEAN Community tersebut. (Candra/Byu)