www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) helat sosialisasi wawasan ‘Kebangsaan dan Kebhinnekaan Global’ kepada para peserta IISMA yang berasal dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia secara daring pada Sabtu, 29 April 2023. Pembekalan tersebut bertujuan supaya peserta IISMA (awardee) dapat memahami, mengimplementasikan, dan nilai-nilai kebangsaan dan kebinekaan selama belajar di luar negeri.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Kemahasiswaan dan Alumni UNESA Prof. Dr. Madlazim, M.Si., memaparkan betapa pentingnya wawasan kebangsaan dan kebhinnekaan global bagi bangsa Indonesia. Wawasan kebangsaan yang merupakan cara pandang mengenai diri dan tanah air sebagai negara kepulauan dan sikap bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Konsep kebangsaan yang bersifat nasionalisme itu wajib melekat kuat di dalam diri generasi muda. Nilai-nilai tersebut diharapkan bisa dipahami dan diterapkan oleh peserta dengan baik yang dimulai dari diri sendiri. Ada 4 pilar pedoman yang mesti dijunjung tinggi, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bineka Tunggal Ika.
Cara mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan, yaitu 1). percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, 2). mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesame, 3). produktif meghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa atau negara lain.
Kemudian setelah memahami bagaimana cara mengimplementasikan nilai-nilai kebangsaan, tentunya ada juga acara agar menjaga nilai-nilai kebangsaan selama berada di luar negeri, diantara 1). taat aturan yang berlaku di wilayah atau negara yang ditinggali, 2). menghargai budaya asing, 3). mencintai tradisi dan budaya tradisional asli Indonesia, 4). menghargai tradisi dan budaya negara lain.
Selanjutnya 5). membangun komunikasi dan kerjasama yang baik ketika berinteraksi dengan orang lain tanpa memandang asal usul negara/ras, 6). memahami dan merenungkan perbedaan serta memaknainya secara positif untuk membangun persaudaraan, 7). menjaga identitas dan integritas suatu bangsa dan selalu mengupayakan terciptanya perdamaian dan keharmonisan sosial tanpa memandang golongan, suku, bangsa, maupun agama.
Dia menambahkan, pada wawasan kebinekaan gaya bicara, berpakaian dan ciri fisik dari teman-teman luar negeri pasti berbeda dengan adat ketimuran bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda Indonesia diharuskan menghargai perbedaan tersebut. Ada 4 nilai-nilai kebinekaan yang dapat dipegang teguh meskipun sudah berada di luar negeri nantinya yakni nilai toleransi, nilai gotong royong, nilai kerukunan, dan nilai keadilan. Nilai-nilai kebhinnekaan tersebut menjadi dasar dalam berinteraksi dengan masyarakat global yang majemuk.
Selanjutnya dia berharap elaborasi mahasiswa Indonesia dapat terjalin baik dengan mahasiswa-mahasiswa luar negeri lainnya. Dalam hal ini kemampuan memahami perbedaan kultur, kolaborasi, jaringan pertemanan yang harmonis, dan identitas sebagai bangsa ketimuran yang ramah.
Tantangan keberagaman yang ada seperti terorisme, aksi massa, separatism, dan intoleransi wajib dijauhi. Pada zaman digital seperti saat ini kegiatan bela negara sudah bukan lagi diartikan sebagai perang melawan penjajah. Namun, dapat diaktualisasikan dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, melestarikan budaya bangsa yang luhur, serta menjaga identitas dan integritas suatu bangsa.
Pria kelahiran Lamongan itu juga mengatakan kepada mahasiwa supaya mengetahui dan memahami simbol-simbol jari di negara lain. Misalnya simbol ok dengan melingkarkan ibu jari dan jari telunjuk merupakan simbol yang biasa di Indonesia, namun simbol tersebut memiliki makna berbeda di negara lainnya. Contohnya di Jepang simbo tersebut diartikan sebagai uang, sedangkan di Brazil memiliki arti penghinaan.
Di akhir pemaparannya Madlazim mengatakan, “Niatkan bahwa keterlibatan mahasiswa yang terpilih dalam program pertukaran pelajaran ini merupakan upaya mengembangkan kompetensi sebagai langkah awal untuk menjadi lulusan yang kompetititf. Ini merupakan kesempatan mahasiswa untuk memiliki kompetensi yang tidak didapatkan di dalam kampus. Jadikan untuk menambah kepercayaan diri, jejaring, soft skill dan hard skill”
Pada sesi pembekalan kedua, yakni pembekalan ‘Kesenian dan Kebudayaan’ diisi oleh Dr. Restu Gunawan, M.Hum., selaku Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kemendikbudristek dan Sekar Sari selaku artis, presenter, dan pegiat budaya Indonesia.
Restu Gunawan mengatakan warisan kebudayaan nasional yang beragam mulai dari makanan daerah, pakaian daerah, dan tarian daerah diharapkan mahasiwa dapat memperkenalkan salah satunya kepada teman-teman luar negerinya. “Saya menyarankan kalau ada kumpul sama teman-teman luar negeri, bisa tuh kalian mengajukan ide untuk makanannya memasak rendang, gitu,” ucapnya.
Sekar Sari yang seorang penari menyampaikan bahwa ada banyak warisan budaya nasional yang sudah terkenal di luar negeri, contohnya batik Jawa, tarian Aceh, dan tarian Bali telah mendunia. Dia berharap kepada mahasiswa IISMA yang akan berangkat belajar ke luar negeri untuk tidak lupa memperkenalkan dan menarasikan warisan tersebut kepada teman-teman luar negeri.
Sosialisasi tersebut dihadiri Direktur Plt Pembelajaran dan Kemahasiswaa, Dr. Ir. Sri Gunani Pratiwi, S.T., M.T., Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., Ketua Program IISMA jalur Sarjana Dr. Rachmat Sriwijaya, dan seluruh mahasiswa di perguruan tinggi Indonesia yang terpilih dalam program IISMA tahun 2023. []
***
Penulis: Fionna Ayu Shabrina
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: