Konvensi pada hari kedua dikemas dalam bentuk talkshow dan FGD dengan menghadirkan dirjen atau sesjen di lingkungan Kemendikbudristek.
Unesa.ac.id. SURABAYA--Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) XI di Graha UNESA diwarnai dengan diskusi para akademisi, praktisi, dan pimpinan perguruan tinggi LPTKNI (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Nasional Indonesia).
Pada hari kedua (Selasa, 9 Oktober 2024) Konaspi ada beberapa yang didiskusikan, salah satunya yaitu diskusi yang mengarah pada merumuskan strategi transformasi pendidikan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Salah satu tema yang mendominasi diskusi yaitu tentang arah kebijakan pendidikan yang dipaparkan Ferry Maulana Putra (Plt Direktur Pendidikan Profesi Guru, Ditjen GTK), dan Praptono (Sesjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah).
Pada sesi kedua pembahasan difokuskan pada peran LPTK, dan penguatan guru menuju Indonesia Emas 2045.
Ferry Maulana Putra menekankan pentingnya transformasi PPG untuk menciptakan guru profesional dan sejahtera. Dia menjelaskan bahwa PPG prajabatan dan dalam jabatan akan diintegrasikan dalam satu sistem yang menghasilkan guru berkualitas dan sejahtera.
Guru menjadi pondasi penting dalam transformasi pendidikan. Merekalah yang berhadapan langsung dengan para siswa di kelas. Karena itu, kualitas mereka harus terus ditingkatkan dan kesejahteraannya wajib diperhatikan.
Komitmen LPTK dalam mewujudkan SDM unggul menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
"PPG bukanlah titik akhir pengembangan kompetensi guru, melainkan awal dari proses belajar sepanjang hayat," ujarnya.
Selain itu, juga dibahas tentang peran LPTK dalam menyiapkan SDM unggul oleh sejumlah narasumber, yaitu Ganefri (guru besar Universitas Negeri Padang), Suroto (guru besar UNESA), Budiyanto (guru besar UNESA), dan Warih Handayaningrum (guru besar UNESA).
Konaspi XI menegaskan peran krusial LPTK dalam menyiapkan SDM unggul untuk menghadapi tantangan masa depan. Diskusi tentang kebijakan, transformasi PPG, dan integrasi teknologi menunjukkan perlunya adaptasi sistem pendidikan dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi dan AI diharapkan dapat menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan efektif.[]
***
Reporter: Zakariya Putra Soekarno (Fisipol), Moch Ja’far Sodiq (FIP),
Tarisa Adistia (FBS), Fatimah Najmu Shofa (FBS), Sindy Riska Fadillah (Fisipol), dan Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: