www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mendatangkan Plt. Dirjen Dikti Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D., IPU., Asean Eng., Dirjen Sumber Daya Kemendikbudristek Dr. Mohammad Sofwan Effendi, M.Ed., dan Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ari Kuncoro, S.E., M.E., Ph.D., sebagai pembicara dalam Kuliah Umum bertema "Penguatan SDM UNESA PTNBH yang Mandiri dan Inovatif" di Graha UNESA pada Rabu, 22 Februari 2023.
Prof Nizam mengatakan, PTNBH bukan berarti swastanisasi atau lepas dari negara, tetapi masih menjadi bagian dari satuan kerja kementerian atau pemerintah yang mendapat kebebasan atau otonomi dan lebih fleksibel mengelola dirinya. Otonomi harus dibarengi dengan akuntabilitas atau tanggung jawab.
Kampus berbadan hukum itu seperti orang dewasa yang harus mandiri, kreatif dalam mengelola dan mencapai tujuannya. Setelah berbadan hukum, universitas harus baik dan jauh lebih baik. Rektor, majelis wali amanah hingga senat harus saling asah, asuh dan asih. Jajaran kepemimpinan selingkung universitas harus memiliki jiwa korsa atau saling bekerja sama dan merasa memiliki sehingga muncul perasaan tumbuh dan maju bersama.
“Jiwa korsa ini terwujud dalam sinergi seluruh jajaran untuk mendayung bersama membawa kapal UNESA menuju kemajuan. Kemajuan institusi, kemajuan institusi adalah kemajuan saya. Jangan mikir kepangkatan sendiri. Namun saling membantu dan mengisi,” ucapnya.
Investasi utama perguruan tinggi adalah SDM. Jangan banyak mengambil tenaga pengajar yang magister apalagi sarjana, tetapi langsung mengambil doktor atau profesor diaspora di berbagai negara. "Ini bisa jadi salah satu strategi untuk mendongkrak indeks sekaligus mendongkrak jaringan Internasional. Ini investasi SDM yang cepat," bebernya.
www.unesa.ac.id
Lima Strategi PTNBH
Guru besar Teknik Sipil UGM tersebut menambahkan, ada lima strategi kunci kemajuan PTNBH. Strategi yang dimaksud yaitu LOTEK yang merupakan singkatan dari lima istilah. Pertama, leadership. Kepemimpinan tidak hanya menitikberatkan pada rektor, tetapi seluruh yang ada di kampus, tentu ini dimulai dari kepemimpinan rektor dengan tugasnya, wakil rektor, direktur, dekan dengan tanggung jawabnya hingga dosen sebagai leader di kelasnya.
Kedua, ownership atau rasa memiliki institusi. Seluruh SDM berada di satu kapal dan memiliki rasa bersama serta tanggung jawab bersama terhadap institusi. Ketiga, transformasi yang meliputi mindset, kinerja, cara kerja, organisasi, tata kelola keuangan, tata kelola SDM agar lebih optimal lagi dan berbagai transformasi yang lain. Kalau tidak terjadi transformasi, itu PTNBH yang gagal.
Keempat, entrepreneurship di semua level. Dengan kata lain, institusi bisa melihat peluang yang sudah ada dan mengubah tantangan sebagai peluang di semua level organisasi. Selain itu, juga efisiensi. “Banyak kampus setelah PTNBH yang dipikirkan yaitu mencari uang. Padahal bisa dilakukan dengan cara efisiensi di aspek belanja barang, ATK, rapat yang banyak. Itu harus dikurangi. Untuk apa duduk rapat 2-3 jam untuk pembahasan yang tidak ada kesimpulannya,” tukasnya.
Kelima, kreativitas. PTNBH diberikan modal dalam bentuk aset. Aset kalau tidak dikelola dengan baik untuk menghasilkan pemasukan, justru bisa menjadi beban. Karena aset perlu dirawat dengan baik, mulai dari gedung, peralatan teknologi hingga rumput-rumput biaya perawatannya termasuk cost.
UNESA yang memiliki keunggulan bidang disabilitas, seni, dan olahraga harus pintar dalam mengatur strategi dalam pengembangannya. Sehingga menjadi peluang menjadi PTNBH yang unggul. Pengembangaan harus dilakukan secara kreatif dan inovatif.
“Ke Surabaya melintas Jembatan Merah, lewat Tunjungan jangan lupa soto babat, UNESA telah menjadi PTNBH, UKT tetap merakyat dan bersahabat. Jalan-jalan ke Kenjeran yang indah, jangan lupa makan duren, setelah menjadi PTNBH, UNESA semakin keren,” pantun Prof Nizam mengakhiri penyampaian materi.
Rektor UNESA, Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., menyebut kegiatan ini merupakan lanjutan strategi UNESA PTNBH dengan memajukan sumber daya manusia setelah merampungkan struktur organisasi. Dia menyebut UNESA perlu mematangkan kompetisinya dengan menggali pengalaman dan ilmu dari para pakar yang tentunya bisa menjadi referensi dalam melakukan berbagai lompatan demi lompatan ke depan. Acara ini dihadiri seluruh jajaran pejabat dan dosen selingkung UNESA. []
***
Penulis: Dian Purnama/Hasna
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: