Unesa.ac.id, SURABAYA-Setelah sejumlah program studi (prodi) mendapat akreditasi internasional, baru-baru ini Universitas Negeri Surabaya (UNESA) berhasil meraih akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Itu tertuang dalam keputusan BAN-PT No. 241/SK/BAN-PT/AK-ISK/PT/VI/2022 tertanggal 7 Juni 2022.
Akreditasi tersebut merupakan cerminan dari kualitas kinerja lembaga dan kualitas penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dan sistem penjaminan mutu eksternal (SPME). UNESA yang memang mutunya sudah diakui BAN-PT. Ini terlihat dari pengakuan konversi A menjadi unggul di tahun 2022.
Ketua Satuan Penjaminan Mutu UNESA, Dr. Widowati Budijastuti, M.Si, mengatakan bahwa butuh perjuangan dan kerja keras untuk meraih akreditasi tersebut. Satuan Penjaminan Mutu (SPM) tidak hanya mempersiapkan dokumen mutu dan implementasi SPMI perguruan tinggi, melainkan juga mengawal penyelarasan dari pangkalan data perguruan tinggi (PDDikti) yang kemudian di-scanning BAN-PT, bersama tim PPTI UNESA.
Dalam prosesnya, SPM melakukan audit internal dengan standar dokumen mutu yang telah ditetapkan. Dari data yang sudah terkumpul, SPM melakukan analisis hasil monev dan audit. Kemudian dilanjutkan dengan analisis tindak lanjut dan mitigasi risiko dari masing-masing temuan.
“Kebutuhan data publikasi, kebutuhan data rasio dosen dan mahasiswa harus bagus sesuai ketentuan penilain yang berlaku. Rasio jumlah lulusan dan jumlah mahasiswa baru setiap prodi juga harus kecil. Data ini sangat mempengaruhi kualitas prodi yang dinilai oleh BAN-PT. Kebutuhan data survey pelanggan dari berbagai indikator juga dilihat oleh BAN-PT, Survey layanan ini diminta setiap tahun. Contohnya kalau mahasiswa mau KRS-an kan harus ngisi survei, salah satunya itu,” jelasnya.
Dari pengumpulan data dan analisis hasil evaluasi ini dan tindak lanjutnya. Prinsip Pelaksanaan SPMI dengan PPEPP (penetapan, pelaksanaan, evaluasi dan monitoring, pengendalian, dan peningkatan) yang harus ditulis dan dilaporkan dalam instrumen suplement konversi. “Perjuangan tiga bulan yang dimulai Februari 2022, akhirnya membuahkan hasil. Tentu tidak lepas dari kendala memang,” tukasnya.
Adapun kendala terbesar dalam persiapan akreditasi yakni sinkronisasi PDDikti internal UNESA dengan PDDikti internal Jakarta yang tidak terbaca dengan baik oleh sistem. “Ada data yang awal jumlah total, ada data yang rincian, kadang mereka tidak membaca dengan tepat. Kalau PDDikti tidak selalu mengupdate, BAN-PT akan sulit juga untuk screening data yang berdampak pada akreditasi perguruan tinggi, terutama UNESA,” ungkapnya.
Namun, dengan kendala itu tim SPM melakukan pemetaan data kembali sehingga bisa meraih hasil manis. “Sudah saya cek di web-web kampus lain (se-Surabaya, red), sementara baru UNESA yang mendapatkan akreditasi unggul di Surabaya,” ucapnya. “Pandemi ini menguntungkan bagi tim kami, jika orang lain tidur kita sudah bangun dulu untuk mempersiapkan akreditasi unggul,” ucapnya lagi.
Dia berharap, akreditasi unggul tersebut menjadi motivasi bagi tim, seluruh jajaran dan seluruh civitas academica untuk meningkatkan jumlah prodi yang terakreditasi internasional dan menuju world class university (WCU). Sehingga UNESA bisa setara dengan kampus-kampus maju di Eropa. #UNESASatuLangkahDiDepan [HUMAS UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Al’asyiah
Share It On: