www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Tim Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) terus memperbanyak inovasinya untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai daerah. Mereka baru-baru ini membuat mesin pengering jamu yang diklaim dapat mempercepat proses pengeringan dari yang awalnya sehari bahkan berhari-hari menjadi hanya beberapa jam saja.
Mesin tersebut merupakan karya Muh. Fikri Haikal Ramadhani, Muh. Syarif Hidayatullah dan Moch. Rifan Aryanto. Mereka dibimbing oleh Agung Prijo Budijono, S.T., M.T. Dosen pembimbing tersebut mengatakan, inovasi ini hadir untuk mempercepat proses produksi jamu bagi pelaku UMKM sehingga lebih efektif.
Di lapangan, lanjut Agung, UMKM pembuat jamu masih banyak yang menggunakan cara tradisional termasuk pengeringan bahan yang mengandalkan panas matahari. Proses ini bakal lebih lama jika pada musim hujan atau cuaca yang mendung. Proses produksi bisa saja semakin lama di luar musim panas.
“Baru bisa kering jemurnya seharian kalau panasnya normal. Kalau cuacanya gak menentu, sering mendung bahkan hujan, proses pengeringannya bisa saja berhari-hari. Ini kan berdampak juga ke proses produksinya,” ucapnya.
Nah, mesin yang dirancang dalam waktu satu bulan itu memiliki sejumlah kebermanfaatan. Pertama, lebih efektif, hanya butuh waktu 4-6 jam saja. Kedua, proses pengeringan dirancang tertutup sehingga hasilnya lebih higienis.
Ketiga, tidak hanya digunakan untuk mongering jamu, tetapi juga bahan atau olahan lainnya seperti kerupuk, keripik dan lain sebagainya. Keempat, kapasitas penampungan bahan mencapai 20 kg. Kelima, terdapat pengatur suhu yang bisa dikontrol.
Inovasi tersebut dilengkapi dengan beberapa komponen utama dan pendukung seperti lampu indikator, pengatur suhu, dan timer. Mesin ini memiliki 10 partisi yang diklaim dapat menampung kapasitas bahan yang banyak dalam sekali operasi.
“Penggunaan alat ini cukup mudah dengan cara memasukkan bahan ke dalam mesin, menekan tombol power, dan mengatur suhu dan waktu maksimum seperti memakai oven,” ujarnya.
www.unesa.ac.id
Dosen Teknik mesin itu menyebut, mesin pengering ini dapat mengeringkan olahan jamu dengan suhu 40 hingga 70 derajat. Inovasi mereka ini sudah digunakan beberapa UMKM di Sidoarjo dan Madiun. Bahkan yang menggunakannya untuk mengeringkan keripik singkong.
“Setelah kita buat beberapa dulu, ternyata respons pasar luar biasa. Banyak UMKM yang pesan untuk jamu, keripik bahkan untuk olahan pertanian seperti padi atau gabah,” tambahnya.
Agung dan timnya akan terus mengembangkan mesin tersebut, termasuk mengatur sehu di dalam mesin sehingga semakin merata dan akurat. Ke depan mereka akan membuat mesin dengan dimensi horizontal. Perubahan bentuk horizontal dinilai meningkatkan penyempurnaan pada sumber panas dan sistem kontrolnya.
“Jadi kalau menggunakan bentuk horizontal alur panasnya tidak hanya dari bawah ke atas tapi juga kiri ke kanan, sehingga pengeringan lebih cepat dan merata lagi,” terangnya.
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah
Foto: Dokumentasi Agung Prijo Budijono, S.T., M.T.
Share It On: