www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Literasi generasi Indonesia harus terus ditingkatkan. Karena itulah, Pusat Studi Literasi, LPPM UNESA menghelat webinar Sarasehan Dalam Jaringan (Sadaring) 2022 dengan tema “Kompetensi Literasi dan Numerasi” pada Sabtu, 23 April 2022. Kegiatan tersebut dihadiri peserta dari kalangan guru, umum dan mahasiswa.
Sebagai pemateri, hadir Prof. Dr. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd, Guru Besar Purna UNESA bidang Pendidikan Matematika, Dr. Hendratno, M.Hum, Dosen PGSD FIP UNESA dan Riski, M.Pd, Guru SDN Sidotopo 1/48 Surabaya.
Pada kesempatan itu, Prof Siti Maghfirotun Amin menyampaikan materi mengenai penguatan kompetensi numerasi melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI. Dalam numerasi diajarkan kontekstual problem.
Dalam kontekstual problem sendiri siswa diajarkan untuk selalu berpikir dan berdiskusi mengenai masalah-masalah sederhana di lingkungannya. Para pengajar harus mengajarkan numerasi dengan kontekstual problem kepada peserta didik agar mereka dapat mengasah kemampuan berfikir dan berdiskusi dengan teman lainnya.
Dr. Hendratno menyampaikan budaya literasi bangsa Indonesia sebenarnya sudah berlangsung berabad-abad. Banyak tokoh-tokoh penting di Indonesia yang sudah membuat banyak karya yang menunjukkan bahwa budaya literasi di Indonesia sudah ada sejak zaman dahulu. Namun pelajar saat ini penting untuk diedukasi agar dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, terutama dalam hal literasi.
Pendidikan karakter literasi harus ditanamkan sejak dini. Lalu pendidikan karakter literasi diimplementasikan dalam institusi atau lembaga yang diharapkan di masa depan lahir generasi yang berkarakter. Perlu juga pembiasaan membaca berbagai buku selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai yang membeikan dampak positif bagi perkembangan karakter anak. "Kecintaan anak pada dunia literasi harus ditumbuhkan, dilatih dan dibiasakan sejak dini," tandanya.
Pada sesi materi berikutnya, Riski menyampaikan praktik pembelajaran professional literasi dan numerasi di sekolah dasar (SD). “Aturan tentang ini telah diharapkan, agar mampu menilai posisi kita sebagai guru sekolah dasar apakah masih dalam tahap berkembang, layak, cakap, atau mahir. Namun bukan berarti mengklaster kemampuan guru di Indonesia. Namun untuk bisa merefleksikan dan memperbaiki kompetensi kita yang mungkin belum mendekati mahir," ujarnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi guru dalam meningkatkan kompetensi dan literasiliterasi secara berkala, di antaranya: praktik pembelajaran professional literasi dengan pembelajaran dan asesmen literasi, pemetaan keragaman kemampuan membaca dan menulis peserta didik, lalu mengelola lingkungan belajar kaya literasi.
Ia juga menjelaskan model membaca dan menulis secara eksplisit yang pernah diperoleh beliau dari Reading & Writing Workshop by Teacher College Reading Writing Project, Columbia University, The USA, yaitu Minilesson (selama 15 menit), independen reading, conferring, small ground activity (selama 35 menit), dan share (selama 10 menit). Ia juga memberikan saran bahwa guru harus bisa peka jika ada anak yang belum mampu memahami materi yang disampaikan dengan mencoba mempraktikan workshop teaching dengan mengajari ulang dan memberikan kalimat-kalimat bantuan untuk anak yang belum mampu secara total memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. (Humas UNESA)
Penulis: Ulum Izzati
Editor: @zam*
Share It On: