www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Dalam rangka memeringati Hari Literasi Internasional, Pusat Studi Literasi, LPPM Unesa untuk kedua kalinya mengadakan Sarasehan Daring (Sadaring) Nasional bertema “Asesmen Literasi dan Numerasi” pada Sabtu, (26/09).
Sebanyak 1880 peserta dari berbagai daerah dan bermacam profesi mengikuti kegiatan ini.
Sarasehan Daring ini dimoderatori oleh Dr Anas Ahmadi, M.Pd (Ketua Jurusan Bahasa Mandarin), sedangkan narasumber yang hadir adalah Endah Budi Rahayu (Jurusan Matematika), Pratiwi Retnaningdyah (Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris), dan Nono Purnomo (Kepala SMP Negeri 5 Mojokerto).
Ketua Pusat Studi Literasi, Prof. Dr. Kisyani Laksono, M.Hum dalam laporannya menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada sarasehan ini berkaitan dengan pandemi covid-19 yang membuat dunia mengalami perubahan dalam pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah menuju era kebangkitan baru. Selain itu, kegiatan ini juga ajang persiapan akan diberlakukan asesmen untuk siswa dan guru pada tahun 2021.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Suprapto, S.Pd., M.T dalam sambutan saat membuka acara menyampaikan bahwa asesmen literasi dan numerasi menjadi hal penting yang dipersiapkan Kemendikbud.
“Beberapa kebijakan Kemendikbud saat ini mengedepankan literasi dan numerasi sebagai isu sentral untuk semua jenjang pendidikan, terutama pada masa pandemi ini,” ujar Suprapto.
Endah Budi Rahayu, narasumber pertama menyatakan bahwa tahun 2021, UN akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. AKM survei nasional ini meliputi literasi dan Numerasi yang fungsinya bukan untuk seleksi siswa naik ke jenjang berikutnya melainkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Endah juga menuturkan bahwa Asesmen Kompetensi Minimum Numerasi membahas empat konten meliputi Bilangan, Aljabar, Geometri dan Pengukuran, Data dan Ketidakpastian.
Pemateri kedua, Pratiwi Retnaningdyah menyatakan bahwa Asesmen Literasi merupakan asesmen untuk mengukur kompetensi membaca, mengolah, dan mengevaluasi informasi. Selain itu, Pratiwi menjelaskan dua jenis teks yang digunakan dalam asesmen Literasi yakni teks sastra yang bertujuan mengajak peserta didik untuk menikmati cerita dan melakukan perenungan tentang permasalahan kehidupan yang dalam teks dan teks infomasi yang bertujuan mengajak peserta didik untuk menambah wawasan berdasarkan data faktual dan peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kehidupan.
Sementara itu, Nono Purnomo, pemateri ketiga menjelaskan terkait “Asesmen Literasi Sains”. Nono menuturkan seringkali asesmen dalam pembelajaran sains masih bersifat parsial dan belum menyentuh ketiga aspek sains, yakni sebagai produk, sains sebagai proses, dan sains sebagai sikap ilmiah.
"Sehingga hasil dari asesmen literasi sains juga masih rendah dan belum memberikan hasil yang memuaskan," ujar Nono.
Oleh karena itu, tambah Nono, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk instrumen literasi sains yang lebih baik adalah dengan mengacu pada standar yang dimiliki PISA.
“Asesmen PISA dan sejalan dengan penilaian sains yaitu berdasarkan tiga aspek antara lain the knowledge of science (pengetahuan sains), the investigative nature of science (penyelidikan tentang hakikat sains), dan science as a way of thinking (sains sebagai cara berpikir)” ujar Kepala SMP Negeri 5 Mojokerto itu.
Untuk diketahui, acara sedaring nasional ini didukung Let’s Read The Asia Foundation, Litara Foundation, Gerakan Literasi Sekolah dan Kementrian Agama Kabupaten Probolinggo. (esti/sir)
Share It On: